Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Tantangan Menulis Novel 100 Hari FC] Mendulang Asa di Bumi Borneo /9/

7 April 2016   15:04 Diperbarui: 7 April 2016   15:12 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Apa Mas Sofian mau pakai modal dari saya, tetapi tetap itu usaha Mas Sofian sendiri, jadi statusnya dana pinjaman terhadap saya… butuh modal berapa, Insyaallah ada kok Mas?”

“ Tidak Bos…terima kasih, saya sudah mendandatangi surat perjanjian kerjasamanya dengan pihak bank, walaupun belum secara resmi, nanti saya jadi tidak dipercaya lagi Boss kalau membatalkannya,”

“ Oh..begitu ya…ya sudah besok kita bereskan laporan-laporannya, hari ini sudah terlalu sore, Mas Sofian juga capek kan..”

“ Oke…Boss, besok pagi saya ke kantor”

Sambil menurunkan Bos Damang di kantor sekaligus rumah buat bos Damang bila sedang berkunjung ke Tabalong.

Sofian segera pulang ke rumah, ingin menceriterakan pada Imoeng  kalau dia sudah berhasil menyampaikan tentang pengunduran dirinya ke bos Damang.

Hari sudah sore, mejelang magrib ketika Sofian mampir sejenak ke rumahnya yang sedang dibangun, senyum tipis mengembang di wajahnya, tanda bahagia. Pembangunan rumahnya telah berjalan lancar, 2 buah kamar sudah tinggal memasang atap sementara. Dia dan keluarganya akan segera menempati rumah sendiri, hasil keringat sendiri. Cita-cita ingin mempunyai rumah sudah hampir kesampaian. Sofian banyak-banyak besyukur, karena semenjank Imoeng ikut tinggal di Kalimantan rejekinya mengalir begitu deras. Bahkan sekarang dia sudah hendak mempunyai usaha KSP sendiri.

Suami istri kalau hidup bersama ternyata rejeki dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah, kenapa juga Imoeng baru mau datang ke Kalimantan sekarang, setelah ada banyak masalah di Kudus. Namun apapun yang ternjadi Sofian justru bersyukur dengan adanya masalah Imoeng jadi mau hidup di Kalimantan.

Tukang-tukang sudah pulang, bahan-bahan bangunan dan alat-alat bangunan berserakan di sana-sini, Sofian merapikannya sejenak, agar tidak kena air bila malam nanti turun hujan, dan tidak diambil oleh orang-orang jahil walaupun di sekeliling bangunan sudah diberi pagar seng tinggi.

Ketika sayup-sayup adzan maghrib terdengar dari kejauhan, Sofian segera menutup pintu pagar dari seng, untuk menuju mobil dan kembali ke rumah kontrakan yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah yang sedang ia bangun itu.

Sofian juga sudah mulai mengakrabi tetangga yang sedang berjalan sepulang dari bekerja di tambang. Mereka biasanya diantar-jemput oleh bis-bis karyawan yang berhenti di jalan raya depan gang. Ada juga yang sedang berjalan menuju masjid, karena memang tak lama lagi adzan Magrib segera berkumandang di Masjib seberang jalan raya di depan gang. Satu dua kera bermunculan bergelantung di pohon Ketapi yang terletak di seberang jalan rumah yang sedang dibangun. Ada satu dua buah Ketapi yang sudah tua, kera-kera itu menyerbunya sebelum malam datang dan kawanan kelelawar datang memilih buah-buah yang sudah masak. Kehadiran kera-kera di perkampungan yang sudah banyak penduduknya itu tergolong nekat, karena di hutan-hutan sudah tidak menyediakan makanan lagi baginya. Bahkan sudah berganti dengan rumah-rumah penduduk dan pohon-pohon karet yang tidak memberi arti bagi kehidupan para kera itu. Maka dia suka melompat dari pohon ke pohon menuju perkampungan, siapa tahu ada makanan di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun