Lama-lama entah karena iba..entah karena apa…aku merasa ada sesuatu bila berada di dekat Jo…tidak seperti biasanya. Aku merindukan dan cemas bila dia datang terlambat, tidak seperti dulu-dulu aku sangat cuek pada suamiku. Entahlah….yang jelas hatiku bukan pualam….yang keras sekali. Yang tak mempan dengan tetesan air yang tiap hari menyejukkannya.
Aku luluh dalam dekapan cinta suamiku….yang selama ini hanya aku anggap pelarian belaka….
Hatiku bergetar bila sedang di dekatnya, rasanya kini aku telah jatuh cinta….ya aku jatuh cinta pada suamiku sendiri……
Hingga pada suatu malam, di saat suamiku sedang berdoa di sepertiga malam, aku tak tahan lagi untuk segera masuk di ruang sholat suamiku, aku segera menghambur dalam pangkuannya….kami menangis berdua…..suamiku mendekapku eraat sekali.
“Maafkan aku Pa……..maafkan aku yang buta ini….menyia-nyiakan cinta papa yang sungguh besar hanya karena mengingat masa lalu…..maaf kan Mama….Pa…..Mama sangat mencintai Papa…mulai saat ini…sampai kita sama-sama di panggil Illahi…”.
“ Maafkan ..Papa…juga Ma……kurang bisa mengambil hati dan membuka pintu cinta Mama…..terima kasih sudah mau mencintaiku Ma…..terima kasih Ya Allah…..engkau telah mengabulkan doa-doa hambamu ini….”.
Malam pun semakin larut, Jo…..mendekapku semakin erat dan membopongku masuk ke kamar tidur kami….dengan penuh cinta dan kasih sejati..…kami menghabiskan sisa malam dengan penuh nikmat cinta yang sangat memabukkan kami….hingga Adzan Subuh terdengar.
NB : untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Comunity
silahkan bergabung di group FB Fiksiana Communiy
Kudus, 2 Oktober 2015