Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[PDKT] Bayi Mungil itu Tetap Putih..

4 April 2015   22:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:32 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="346" caption="dokpri"][/caption] No Peserta  : 15  Dinda Pertiwi Enam bulan sudah Putri memendam semuanya sendiri, usaha yang dia lakukan bersama Fahmi sepertinya sia-sia. Perut Putri semakin membesar, mana mungkin Putri bisa menutupi lagi kehamilannya pada Mama Papanya. Saat Putri terlambat datang bulan sebenarnya Putri sudah mengatakan pada Fahmi agar segera mendapatkan jalan keluar, tapi jalan telah buntu Putri telah ditakdirkan mengandudung benih Fahmi kekasih Putri . Minum jejamuan terlambat datang bulan sudah dilakukannya,tetapi Putri tak kunjung datang bulan juga, betapa terkejutnya Putri setelah dia melakukan test urine dengan Testpack ternyata benar, dia hamil !!!.... Padahal Papa dan Mamanya tidak menyetujui hubungannya dengan Fahmi. Fahmi adalah pria yang baru dikenalnya dua tahun belakangan setelah Putri mengurus perceraian dengan mantan suaminya. Namun sayang proses perceraian yang berlangsung di Pengadilan Agama tidaklah selalu mulus sehingga hampir 2 tahun proses perceraian itu belum juga usai. Disaat sedang sibuk mengurus proses perceraian itulah Putri mengenal Fahmi , sebagai pria yang banyak membantu segala macam urusannya. Karena begitu perhatian dan baiknya Fahmi membuat Putri terlena dan terbedaya dengan cinta Fahmi. Putri pun melupakan statusnya  yang belum benar-benar janda. Dunia seolah telah milik berdua sehingga mereka sering menumpahkan hasrat  tanpa batas. Mereka telah melakukan hubungan suami-istri, hubungan mereka sudah di luar batas. Hingga akhirnya Putri hamil. Putri yang selalu menutupi kehamilannya sudah tidak tahan lagi, pada suatu sore Putri mengaku bahwa sebenarnya dia telah hamil pada Mama dan Papanya. Pak Androw  dan bu Rissa sangat kaget dan tak percaya dengan apa yang telah terjadi pada putri sulungnya itu. Untuk menutup rasa malu keluarga Pak Androw menitipkan Putri di rumah neneknya yang ada di pedesaan, dan menuntut agar Fahwi segera membantu agar proses perceraian Putri dengan mantan suaminya dan segera menikahi Putri sebelum anak dalam kandungan Putri lahir ***** Putri kini tinggal bersama Neneknya yang telah hidup sesorang diri sejak Kakeknya meninggal dunia, Nenek Putri sedih melihat kondisi cucunya yang sudah hamil 6 bulan tanpa suami. Walaupun begitu Nenek tetap menerima dan mengasuh Putri dengan baik menemani saat-saat tidak nyaman dalam mengandung maupun menghadapi masalah yang  menghimpitnya. " Putri.....hadapi masalahmu dan selesaikan segera....jangan lupa selalu bertobat dan minta ampun pada Yang Kuasa....karena kamu telah berbuat kesalahan....yakinlah Tuhan akan mengampunimu bila engkau benar-benar bertobat dan tak akan mengulangi kesalahanmu lagi....." Nasehat Nenek pada Putri. " Iya...Nek....maaf kan saya telah membuat aib keluarga...". " Yang penting selalu bertobat dan memohon ampunan-Nya...dan jangan ulangi lagi Putri...jaga kesehatanmu dan juga anak dalam kandunganmu...". " Terima kasih Nek...saya akan berusaha untuk bertobat dan memohon ampunan-Nya..juga mohon mmaf pada keluarga besar kita..". " Semua telah terlanjur terjadi Putri....apakah Fahmi benar-benar sayang padamu.....kita buktikan apakah dia bisa menyelesaikan semua masalah ini sebagai bentuk tanggung jawab-nya dan juga untuk bisa mengambil hati orang tuamu dengan menepaji janji-janjinya...." . kata Nenek di tengah-tengah kesedihan yang sedang dialami Putri. ***** Tak terasa bulan telah berganti, kandungan Putri pun sudah semakin membesar dan sidang perceraiannya pun tertunda. Putri dan Fahmi semakin tak dapat berbuat apa-apa karena setelah Kantor Dinas tempat Putri bekerja mengetahui bahwa anak yang dikandung Putri adalah anak di luar nikah, Putri menerima sangsi. Sangsi  yang diberikan  pada Putri adalah penundaan peningkatan jabatan dan tidak akan menerima tunjangan karyawan selama satu tahun. Apapun bentuknya Putri harus bisa menerima sangsi itu, dia sudah bersyukur tidak dikeluarkan dari instansi tempatnya bekerja. Fahmi juga telah berusaha untuk melanjutkan usahanya yang sempat tersendat karena persoalan yang sedang membelitnya. Usaha perkebunan yang telah dirintisnya menjadi agak terbengkalai, untunglah walau agak berkurang dia masih bisa memanen Pisang hasil perkebunannya untuk disetorkan ke sebuah perusahaan makanan ringan. Setiap hari disempatkan waktunya untuk menenggok Putri dan mengantarkan serta menjemput Putri bekerja. Fahmi juga selalu mengantarkan Putri untuk memeriksakan kandungannya ke Dokter Kandungan. Menurut dokter , bayi mereka sehat-sehat saja. ***** Berkat rawatan dan nasehat Nenek , kandungan Putri tumbuh dengan baik dan sehat, hingga saat -saat tanda hendak melahirkan tiba. Nenek segera memberitahu pada Fahmi agar segera membawa ke Rumah Sakit bersalin, tidak lupa Nenek juga segera memberitahu pada orang tua Putri Pak Androw dan Bu Rissa. Walau bagaimana orangtua Putri sangat mengkwatirkan putrinya, maka mereka segera menuju Rumah Sakit bersalin tempat Putri hendak melahirkan. Bu Rissa selalu mendamping Putri saat-saat sakit hendak melahirkan. Tak lama kemudian bayi laki-laki mungil pun telah lahir, rasa sakit yang dirasakan Putri telah hilang setelah melihat anaknya lahir dengan selamat, sehat dan lengkap. Demikian juga Bu Rissa dan Pak Androw kelihatan sangat gembira disela-sela kesedihannya karena mengingat anak yang dilahirkan Putri adalah anak di luar nikah. ***** Empat puluh hari setelah melahirkan Putri sudah benar-benar menyandang status janda karena Pengadilan Agama sudah menjatuhkan Surat perceraiannya dengan mantan suaminya. Kini saatnya Fahmi menikahi Putri dengan restu Pak Androw dan Bu Rissa. Betapa bersyukurnya Fahmi dan Putri setelah menghadapi cobaan cinta yang berat, akhirnya mereka bisa menikah secara resmi dan hidup bahagia bersama putra mereka.Bayi mungil yang putih tanpa dosa. Untuk membaca karya Peserta Lain silahkan menuju akun Fiksiana Community Silahkan bergabung di FB   Fiksiana Community Kudus, 4 April 2015 ; 21:24 Salam Fiksi selalu Dinda Pertiwi activate javascript

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun