Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ranjang Pengantin untuk Suamiku

5 Oktober 2014   05:17 Diperbarui: 4 November 2017   14:47 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

************

Tak terasa kemeriahan di luar sudah agak berkurang bahkan sudah sepi. Ternyata memang sudah malam , jam 11 malam. Samar-samar aku dengar suara langkah kaki menuju kamarku. Suara langkah kaki yang terburu-buru....dan terasa berat.

" Lila...Lila...Lila...bukakan pintu...." aku hafal betul....itu suara Mas Hernowo, bukankah ini saat malam pengantinnya. Seharusnya Mas Hernowo sedang menikmatinya bersama istri barunya. Bukan malah mencariku di sini. Ketukan di pintu semakin kencang. Maka aku segera membukanya. "Lila.....aku tidak bisa  Jeng....aku tidak bisa melakukannya..." kata Mas Hernowo yang sudah bersimpuh di kakiku.

"Mas....akan bisa....Mas harus bisa....Mas harus melakukannya....demi keluarga besar Dipadiharja" kataku sambil membangunkan suamiku.

"Mas..tidak boleh bersimpuh di kakiku perempuan mandul ini...Mas..masih mempunyai masa depan yang panjang...Mas adalah Priyagung tidak  boleh berperilaku seperti itu.."

" Tidak...Jeng...aku tidak bisa melakukanya. aku hanya ingin melalukan denganmu..." suara pelan Mas Hernowo  yang sudah memelukku erat.

Sementara di belakang Mas Hernowo aku lihat seorang perempuan setengah telanjang, yang sedang sangat birahi mengigil kedinginan. Rambutnya yang panjang sebahu, dengan dada yang membusung dan wajah yang cukup cantik pastilah akan membuat semua pria ingin memilikinya. Kenapa dengan Mas Hernowo. Kenapa tidak mau menyentuhnya.

"Aku hanya ingin menuntut hakku sebagai istri...Mbak..." aku lihat wajah perempuan itu agak memucat. Aku segera mengambil sprei yang kami pergunakan bercinta semalam, yang sudah terpasang di tempat tidurku. Aku tutupkan sprei itu ke tubuh wanita itu, sambil menggamitnya untuk kembali ke kamar utama. Mas Hernowo hanya mengikuti kami dari belakang. Sesampainya di pintu kamar aku melepas sprai itu dan menyuruh wanita itu untuk memasangnya di ranjang pengantinnya. "Mas ..pasti bisa melakukannya. ciumlah bau birahi kita semalam yang tertampung di sprai itu.....Mas..pasti bisa melakukannya" kataku pada Mas Hernowo dan segera menutup pintu kamar dari luar. Aku tidak memberi kesempatan Mas Hernowo untuk berkata apa-apa. Aku segera kembali ke Gladak ke tempat tidurku yang sudah usang namun masih sangat nyaman. Aku pusatkan perhatianku untuk terus memuji dan berzdikir pada Tuhan. Aku sudah tidak memperdulikan perasaanku lagi. Tak boleh lagi ada air mata menetes.  Apalah artinya aku sekarang, hanya wanita mandul belaka.

Lamat-lamat aku dengar suara orang yang sedang membang Kinanthi :Dhuh ger putra putraningsun,nadyan wus kanthi pinusthi,Marang Hyang Kang Murbeng Titah, graitaning para putri, saprahastha para putra,tarantananing pamikir.Marma ger aywa sireku,pasang sumeh jroning ati, katitik tyas lan sembada,marang apngaling Hyang Widdhi, kang widagda tuhu wignya,anyolahken bawa maring. (diambil dari serat Wulang Putri oleh Sinuhun Paku Buwana IX ).

 

Keterangan : jogosatru = ruang depan dalam Rumah adat Kudus yang biasa dipergunakan untuk ruang tamu. soko = tiang pilar pada rumah gebyok adat Kudus , biasanya 4 soko yang menjadi penjangga ruang jogosatru. wadah (cawan) = tempat yang berbentuk cekung. emban = pembantu. klangen = penghias kehidupan. eling = ingat. isin = malu legawa = rela bibit = keturunan bobot = nilai, kwalitas bebet = jenis nakokke = menanyakan pada pihak keluarga wanita apakah anaknya sudah ada yang melamar atau belum. lamaran = acara pengikat bahwa seorang wanita sudah ada yang hendak menikahinya. nduk = panggilan untuk anak perempuan Jawa. sentong tengen = ruang bagian belakang dari rumah adat Kudus yang terletak di sebelah kanan. gladak = ruang di bawah jogosatru dari Rumah adat kudus, biasanya kosong atau untuk menyimpan barang berharga. rewang = orang yang bekerja sebagai pembantu. pendopo = ruang pertemuan pada Rumah Adat kudus. pringgitan = ruang untuk pertunjukan pada rumah Adat Kudus. tukang dekor = orang yang mempunyai kepandaian mengias pelaminan dan sebagainya. pawon = dapur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun