Gambar : Golok-golok menthok Raksasa yang tadi pagi diarak di Mushola Raudhatus Solihin Kel. Mlati Kidul Kudus.
Walaupun kenyataannya semua anak baik laki-laki maupun perempuan bersama-sama berjalan menuju Masjid, Mushola, maupun tempat ngaji, dengan membawa nanya atau seperti rantang dari bambu tipis, yang dicat merah hijau. Biasanya di dalam nanya sudah diisi dengan aneka jajan pasar, atau yang lebih spesifik diisi dengan nasi beras ketan kuning yang di atasnya diberi serundeng, kelapa warna-warni atau atau abon.
[caption id="attachment_344643" align="aligncenter" width="300" caption="nanya kosong . dok pri"]
[caption id="attachment_344645" align="aligncenter" width="180" caption="nanya yang sudah diisi ketan kelapa. dok. Heraiya"]
Tradisi dalam rangka menyambut maulid Nabi atau di Kudus lebih banyak disebut acara Muludan biasanya diisi dengan acara Golok-golok menthok tersebut. Anak-anak bisa membawa 4 atau 5 nanya berisi makanan tersebut, untuk dikumpulkan di masjid, mushola, maupun tempat ngaji. Setelah Golok-golok menthok itu terkumpul maka akan didoakan oleh para Kyai atau sesepuh agama di desa tersebut. Selesai didoakan biasanya dibagi lagi secara acak, jadi tidak boleh membawa kembali nanya yang dibawa dari rumah. Hal ini bisa menyebabkan ada beberapa anak yang gembira karena mendapat nanya yang isinya lebih enak dari yang dibawa, tapi ada juga yang sedih karena mendapat nanya yang isinya kurang enak dari nanya yang dibawanya semula. Namun hal itu diterima dengan suka rela, riang gembira untuk dinikmati bersama-sama.
Sambil menikmati makanan yang ada di dalam nanya tersebut biasanya diisi dengan nasehat atau petuah dari para Kyai atau Sesepuh agama yang berkaitan dengan lahirnya Nabi Besar Muhammad SAW.
Setelah itu dilanjutkan dengan Sholawatan yang sudah dikumandangkan sejak habis sholat Subuh oleh para bapak dan laki-laki di desa tersebut.
[caption id="attachment_344650" align="aligncenter" width="300" caption="Sholawatan yang dikumandangkan oleh bapak-bapak . dok Tetuckographic Redblack concept"]
Demikian sebuah acara tradisi yang memuat kearifan lokal yang patut dilestarikan, selain acara Golok-golok menthok ini di desa Loram Kulon kec. Jati juga di adakan tradisi Ampyang yang diarak di jalan desa tersebut.
Ampyang biasanya berupa bentuk-bentuk wayang yang di dalamnya berisi berbagai hasil bumi, berupa sayur-sayuran dan buah-buahan yang dibungkus dengan daun jati. Pawai arak-arakan biasanya dimulai dari lapangan desa menuju ke Masjid Wali Ngloram Kulon, untuk didoakan oleh para Kyai dan Sesepuh, setelahnya boleh dibagi-bagi atau dibuat keroyokan.
Semoga tulisan ini menambah khasanah budaya bangsa Indonesia, dalam berbagai budaya dalam rangka menyambut kelahiran Baginda Rosul Muhammad SAW.