Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gendam

17 Januari 2015   15:45 Diperbarui: 17 Januari 2017   11:21 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Namun beberapa teman dan saudara yang dia telpon hendak dipinjami uang malah jadi terheran-heran, buat apa Hesti sampai pinjem-pinjem uang segala.

 Sampai esok siangnya bapak itu telpon lagi. "Mbak...kenapa uangnya belum di tansfer juga.....saya jadi tidak bisa membersihkan harta mbak...dan belum bisa mengembalikannya...." kilah bapak itu sambil terus memojokkan Hesti agar mau segera mengirim uang ke rekeningnya.

 Karena waktu sudah sore dan bapak itu tak ada juga datang, akhirnya Hesti menceriterakan kejadian ini kepada kakaknya. 

"Apa !!!!!.....kamu kena gendam itu...gak mungkin orang itu mengembalikan barang-barangmu.....malah mau minta uang tambah  ..pula, sudah jangan ditransfer uang lagi.." kata kakak Hesti kaget dengan peristiwa yang dialami adiknya.

 Hesti kaget setengah tak percaya..bahwa apa yang dialami adalah gendam. Berarti semua barang-barangnya sudah tak mungkin kembali.

 Lemas badannya, dia ingat uang yang ia berikan kemarin itu adalah uang untuk membayar 2 karyawannya yang harusnya dia berikan kemarin. Dari mana dia akan mendapat uang secepat ini, pasti 2 karyawannya sudah menunggu

. Belum lagi uang di ATM-nya yang merupakan uang cadangan untuk membeli barang-barang dagangannya. HP  kesayangan yang baru dibelinya, dan perhiasan yang penuh kenangan. Semua hilang sudah.....lemes badan Hesti.

 Namun bagaimanapun Hesti masih bersyukur hanya hartanya saja yang hilang, orang itu tidak sampai menciderai tubuhnya. 

Pelajaran penting bisa dipetik dari peristiwa yang dialaminya. Semoga ini bisa benar-benar membersihkan hartanya di depan Tuhan, itu saja harapan Hesti, daripada kecewa terlalu dalam.

 Kudus. Sabtu 17 Januari 2015 ; 08:08 

'salam fiksi'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun