No Peserta 68 Dinda pertiwi / Kaum Melati Sehati (fb)
ketika lampu-lampu taman mulai dinyalakan gincu-gincu tebal berjejer menebar harapan menjaring bulan buat bekal hidup seharian berpupur deraan bersama kucuran hujan
berjaket birahi menerjang sunyi melempar diri dalam himpitan duniawi melangkah seksi ketika motor menepi berebut laki-laki pesundal sejati
memaki diri sendiri ketika tak ada yang menghampiri jam satu dini hari kawanan begundal menyambangi minta layanan gratis hingga jelang pagi ibanya minta imbalan bersambut goresan belati
Perempuan dalam balutan malam jalan tertatih, sedikit merintih mengalir darah yang tak lagi merah wajahpun berpeluh putih di rumah dua mulut balita terus saja merengek, menahan lapar juga pedih sedari kemarin belum juga merasai nasi apalagi susu murni
Matahari menyeruak buyarkan harapan pupuskan mimpi luka tak hanya sabitan belati tapi menjalar merasuk nurani Perempuan malam bersama dua balitanya hembus nafas terakhir kali perempuan Dalam Balutan malam menyerah pada takdir Illahi
Kudus, 28 Pebruari 2015
'salam fiksi'
Dinda Pertiwi
sumber gambar : beritasatu.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H