Mohon tunggu...
Sri Setyo Budiati
Sri Setyo Budiati Mohon Tunggu... -

jadikan aku temanmu juga..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Biarlah Menjadi Pemulung....

15 April 2012   09:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:35 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biarlah menjadi pemulung, dari pada mengharap belsa kasih orang lain. ya begitulah komentar sebagian pemulung-pemulung yang saya jumpai. hampir tiap hari saya melihat mereka sibuk mengais sampah. mereka nggak peduli apa kata orang, yang terpenting bagi mereka, mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
coba kita bayangkan...ketika minuman yang kita minum habis, wadahnya merupakan sampah bagi kita, namun bagi mereka itu merupakan rezeki dari Tuhan. yang sudah tidak berharga buat kita ternyata sangat berharga buat dia. pemulung-pemulung ini juga berasal dari berbagai macam usia. mulai dari anak-anak hingga lansia. miris sekali memang melihatnya. anak-anak yang seharusnya menghabiskan masa kecilnya di bangku sekolah dan bermain dengan temannya harus dihabisnkan dengan mengais tumpukan sampah demi membantu orang tuanya. begitu juga dengan para orang tua, mungkin sebenarnya mereka juga tidak mau anak-anaknya merasakan apa yang dirasakannya saat ini, namun mau bagaimana lagi, ekonomilah yang memaksa mereka. lagian siapa sih yang mau jadi pemulung???? pasti kita semua serntak menjawab tidak, tapi prites dengan siapa????
pemulung memiliki jasa yang luar biasa untuk lingkungan. kenapa? mereka ikut menjaga kebersihan lingkungan kita. coba bayangkan jika tidak ada mereka, bagaimana lingkungan sekitar kita.?? lingkungan kita semakin hari akan semakin kotor, dan kita juga sangat enggan untuk membersihkannya. tapi kenapa masih banyak orang yang tidak menghargai pemulung?? masih banyak yanng melarang pemulung untuk memungut sampah, banyak kita temui TPS-TPS yang bertuliskan "Pemulung dilarang Masuk". kenapa?? mereka butuh uang untuk mempertahankan hidupnya...kalau nggak ditumpukkan sampah itu dimana mereka mencari rezeki???
pernah suatu hari, aku melihat keluarga pemulung, ya keluarga pemulung karena disana aku jumpai mulai dari ayah, ibu dan juga anak mereka, mereka kompak mencari rezeki dengen mengais di tumpuk-tumpukan sampah. dan ketika itu, anaknnya menemukan minuman yang belum habis diminum oleh peminumnya dan kamu tahu apa yang dia lakukan?? dia memimun sisa minuman itu, bayangkan dia rela meminum minuman sisa. aku nggak bisa berkata apa-apa lagi............
sebenarnya banyak masalah yang akan timbul kalau setiap saat kita berkecimpung dengan sampah, mulai dari penyakit kulit, sakit perut dan masih banyak penyakit-penyakit yang lain yang mengancam mereka. tetapi apapun penyakit itu, mereka tidak peduli, yang penting mereka bisa bertahan hidup. mereka tidak tahun harus bekerja apalagi selain itu, kalau bicara pendidikan, itu jauh dari mereka. untuk makan saja susah apalagi untuk pendidikan,...
entahlah...aku juga nggak tahu...
aku cuma berharap mereka selalu diberi kesabaran dan nikmat kesehatan, dan semoga suatu saat nanti kehidupan mereka akan berubah....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun