Orkestra yang indah, menarik, penuh improvisasi, dapat menggetarkan jiwa karena perbedaan nada suara alat musik. Artinya perbedaan dalam bermusik menjadi sesuatu yang diharapkan dari para musisi. Dari sinilah musik itu dapat menjadi alat pemersatu dalam bermasyarakat dan bernegara. Musik dapat mencairkan hubungan diplomatik, meredakan kekacauan dan media perdamaian antar manusia secara pribadi maupun antar bangsa di dunia. Â
Gamelan sebagai alat musik tradisional, ada aturan main yang harus diperhatikan. Alat musik gamelan terdiri kendang, bonang, bonang penerus, demung, saron, peking, kenong, ketuk, slentem, gambang, dan gong bila dimainkan secara bersamaan dapat menimbulkan irama  yang merdu, enak yang dapat mempengaruhi suasana hati (semangat, sedih, gembira). Untuk memukul alat musik gamelan yang berupa lempengan tembaga atau kuningan pun dibutuhkan "olah rasa".
Gamelan yang berirama slendro maupun pelog bila ditabuh dengan penuh perasaan, dan harmoni dengan sesama penabuh lain, menghasilkan irama enak didengar telinga dan dinikmati. Disinilah musik gamelan mempunyai "aura positif", dengan filosofi setiap alat musik gamelan itu mempunyai suara yang berbeda. Namun  bila dipukul sesuai dengan not yang tepat, menghasilkan irama merdu, mengandung nilai seni dan budaya.
Sungguh gamelan menjadi harmoni musik tradisional, warisan budaya yang perlu dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi milenial. Saat ini di sekolah-sekolah di Jawa Tengah mempunyai seperangkat gamelan sebagai kegiatan ekstra kulikuler. Demikian juga di perguruan tinggi ada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) karawitan, sebagai kegiatan melatih mahasiswa agar terasah secara akademik, dan olah rasa dengan memainkan musik gamelan.
Ketika ada yang salah memukul, langsung dapat diketahui karena menimbulkan nada yang berbeda. Artinya untuk menentukan ketukan itu harus memperhatikan not, tidak asal memukul, harus bersamaan, tidak boleh mendahului dan/atau terlambat memukulnya. Secara alami dalam bermusik gamelan dapat menjalin kekompakan dan solidaritas sesama orang. Penikmat musik gamelan yang mendengarkan alunan suaranya secara otomatis tangan dan kaki bergerak sesuai irama.
Demikian juga untuk alat musik lainnya, yang dimainkan secara kolaborasi, dengan hati dan olah rasa menjadi harmoni dan toleransi. Dampaknya para musikus dan musisi dapat memunculkan solidaritas komunitas yang solid, meleburkan ego dan kepentingan pribadi. Bermusik itu dapat mempersatukan perbedaan dalam bingkai kesatuan dan persatuan.
Harapan para musikus, agar generasi mendatang dapat menyaksikan dan memainkan karya budaya, peradaban bangsa lewat orkestra musik. Musik Borobudur sebagai destinasi baru, yang menjadi aset bangsa untuk media persatuan dan bertoleransi. Â
Bermusik itu mententeramkan, memerdekaan jiwa raga dan menghibur sesama untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Setiap peradaban, musik mempunyai perannya sendiri, sebagai hiburan dapat mempengaruhi perasaan, pikiran bagi yang mendengarnya. Bermusik bagi para musisi sebagai sarana untuk menuangkan perasaan jiwa yang sedang dirasakan. Artinya bermusik itu bermanfaat bagi para musikus sebagai industri kreatif, yang dapat menghibur masyarakat.
Musik sebagai hiburan, motivator, menumbuhkan inspirasi, estetika, budaya, media komunikasi, silaturahmi, aktivitas ritmik (tarian, dansa, senam), kesinambungan budaya, dan integriitas kemasyarakatan (media persatuan dan kesatuan). Bermusik itu merupakan bagian kehidupan dalam masyarakat, menunjukkan tingkat budaya dan peradaban suatu bangsa.Â