Suka menutup/menghalangi rejeki orang lain dengan cara-cara yang kasar dan kasat mata. Kalau janji jarang ditepati, sering hutang uang, pura-pura lupa, kalau ditagih banyak alasan, dan mengeluarkan jurus air mata buaya.Â
Sebaliknya da PNS polos, jujur, apa adanya, rajin, pendidikan tinggi, agamis, berprestasi, berinovasi, disiplin. Pekerja keras dan cerdas, dikenal banyak orang, ramah, sopan santun dengan siapapun tidak melihat pangkat, golongan, agama, status.Â
Menghargai pendapat orang lain, rendah hati (bukan rendah diri). Selalu berinovasi untuk membuat terobosan baru yang intinya memutus mata rantai birokrasi dalam memberi pelayanan prima berbasis TI. Niatkan kerja karena ibadah, sehingga ada atau tidak ada uangnya tetap dijalani dan dilaksanakan kalau itu perintah atasan. Â Â
Kondisi dua watak, karakter yang dimiliki PNS dalam satu ruangan menjadi terpecah dalam dua (2) kubu. Suasana kerja sangat tidak nyaman, tidak damai, tidak tenang, saling mencurigai, menyerang, melawan, menjatuhkan, dan ABS (Asal Bapak Seang) dengan pimpinan. Iklim kerja yang serba tidak enak ini dapat menurunkan produktivitas kerja dan mengganggu pelayanan kepada konsumen.Â
Tim kerja menjadi tidak solid karena ada musuh dalam selimut. Ada yang suka menggunting dalam lipatan, membuat laporan palsu kepada pimpinan sesuai skenario untuk menguntungkan dirinya sendiri. Bila pimpinan tidak bijaksana, tidak obyektif, hanya menerima laporan sepihak, maka keputusannya dapat menyengsarakan orang lain.Â
Jujur untuk menemukan sosok PNS yang menjadi pemicu "Toxic Relationship" di lingkungan kerja sangat sulit. Perlu pengamatan, referensi orang lain, mendengarkan dan membuktikan omongan dan kinerjanya.Â
Artinya tidak dapat diketahui dalam waktu singkat, apalagi memaki "topeng" tebal, rapi, sehingga sangat mengecoh setiap orang. Namun percayalah ketidak jujuran, kebohongan, itu cepat atau lambat pasti akan terbongkar.Â
Bila sudah mengetahuan disekitar kita bekerja ada "Toxic Relationship, maka sebaiknya segera mengurangi intensitas kontak, menyingkir, meninggalkannya.Â
Kalau sebagai pimpinan  perlu cek dan recek, apalagi sumbernya dari PNS yang bermasalah dengan watak dan karakter yang merugikan PNS lain yang berniat kerja karena untuk pengabdian kepada negara denga tulus ikhlas, sebagai lahan ibadahnya.  Â
 Yogyakarta, 25 Nopember 2020 Pukul 23.15
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H