Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Protokol "New Normal" Sudah Dilaksanakan dengan Normal

2 Juni 2020   12:14 Diperbarui: 2 Juni 2020   12:18 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi:https://www.istockphoto.com

Diakui mengikuti protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari bagi yang belum terbiasa pasti repot dan kurang nyaman, namun itulah satu-satunya pilihan yang harus diikuti, tidak perlu diperdebatkan lagi.

New Normal akan berdampak di semua kegiatan dan aktivitas kehidupan baik di kantor, sekolah, masyarakat, tempat umum, mall, gedung bioskop, tempat ibadah, daerah tujuan wisata, pasar, rumah sakit. 

Demikian juga dalam interaksi antar pribadi, sedekat, se akrab apapun tetap harus menahan ini untuk tidak cipika cipiki, bersalaman, duduk berdekatan. Mengadakan hajadan, resepsi pernikahan pun tidak boleh menimbulkan kerumunan massa dengan mengundang banyak tamu di gedung pertemuan, cukup di KUA yang dihadiri maksimum 20 orang. 

Kondisi ini pasti masih sulit diterima oleh para orangtua yang mempunyai komunitas, relasi dan jejaring sosial banyak. Saat pesta pernikahan biasanya menjadi representasi status sosial bagi orang tua pasangan pengantin.

Demikian juga cafe yang biasanya menjadi tempat untuk mengerjakan tugas, diskusi, reuni, belum bisa dikunjungi banyak orang. Para musisi, seniman tetap harus bersabar dan ikhlas menerima kondisi New Normal dengan masih sepi job, padahal kebutuhan hidup tidak bisa ditunda. 

Artinya new normal berarti kondisi normal dengan suasana baru, dimana kondisi normal itu tidak seperti sebelum ada pandemi Covid-19. Konser-konser musik pasti masih menjadi larangan untuk diadakan karena berpotensi mengundang kerumunan orang. 

Hal ini penonton mempunyai resiko terpapar Covid-19 karena diyakini masih ada disekitar kita, walau tidak bisa dideteksi dengan kasat mata. Mengadakan konser online lebih bisa diterima akal sehat daripada "live" langsung di gedung atau lapangan terbuka.

Akhirnya New Normal memang harus disikapi dengan menyesuaikan diri untuk terus belajar, belajar dan belajar memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Bukankah kita telah merasakan New Normal ketika silaturahmi keluarga saat lebaran tahun 2020 dengan silaturahmi online. 

Kuliah, rapat, seminar, konferensi, arisan, sidang skripsi, tesis, disertasi, sidang di pengadilan dengan aplikasi Zoom, Google Meet, Google Hangaut. Semua itu sudah kita laksanakan, mulai normal, itulah yang dimaksud dengan New Normal.   

Yogyakarta, 2 Juni Pukul 11.24

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun