Silaturahmi online menghindari kerumuman massa yang dapat menularkan virus corona. Bila terjadi ledakan pasien Covid-19, karena "kengeyelan" warga, yang kasihan tenaga kesehatan (nakes) sebagai garda terakhir menangani Covid-19. Para nakes telah berjuang dan berkorban meninggalkan keluarga, dan mempunyai resiko paling besar terpapar Covid-19. Marilah kita bantu dengan doa, memberi APD dan berdiam di rumah saja, biar mereka yang bekerja, jangan menambahi bebannya yang sudah sangat berat.
Silaturahmi digital pasti mempunyai kerugian/keuntungan. Kerugiannya, lebih ke masalah rasa dan sikap. Aplikasi baru ini perlu sikap untuk cepat beradaptasi memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Soal rasa, tidak bisa ketemu secara fisik, kangen dengan celotehan spontan yang lucu-lucu, cerita-cerita sambil makan cemilan dan minum teh panas.
Keuntungannya, silaturahmi digital ini dilakukan dari rumah masing-masing, sehingga tidak perlu keluar bensin, dan yang menjadi moderator acara tidak perlu menyediakan aneka jamuan. Secara ekonomis menghemat pengeluaran (biaya), karena tidak perlu menyediakan konsumsi, sejumlah peserta. Walaupun biasanya beban konsumsi ini ditanggung keluarga penyelenggara secara bergiliran.
Pengeluaran lebaran tahun 2020 lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya, apalagi tidak perlu biaya mudik, kuliner bareng keluarga tidak dapat dilaksanakan tahun ini. Intinya lebaran tahun 2020 menjadi moment istimewa, khususnya soal silaturahmi digital.
Yogyakarta, 25 Mei 2020. Pukil 22.41 Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H