"Barusan menerima SMS berisi tentang promo kemerdekaan isi ulang nomor handphone dengan mendapatkan cashback hingga Rp 100.000,-. Bonus bisa untuk nelpon, SMS ke semua nomor dan internetan".Â
Bagi saya pribadi mendapat SMS promo ini tidak pernah menanggapi, bukan  sombong tetapi sikap kehati-hatian, dan trauma dengan PHP (pemberi harapan palsu). Suka memberi harapan, namun tidak kunjung mendapatkan harapan. Jadi tidak pernah nanggapi iming-iming yang kurang jelas dan belum pasti.
Demikian juga saat Hari Kemerdekaan yang selalu dimeriahkan dengan berbagai promo dan potongan harga. Tidak pernah tergoda untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan, walaupun sales sangat agresif untuk menawarkan.Â
Sering sales berkata: "Promo spesial ini hanya berlaku untuk hari ini". Bagi yang mudah tergoda dan sudah "terhipnotis" dengan kata-kata manis sales pasti akan membeli walaupun tidak butuh. Padahal sejatinya setiap hari sales selalu mengatakan: "promo khusus hanya hari ini", karena tujuannya untuk menarik konsumen agar membeli.
Cara menyiasati iming-iming promo belanja agar tidak tergoda pertama, berpikir sebelum membeli, apakah barang tersebut sangat dibutuhkan atau sekedar "kepingin" memiliki karena ada promo.Â
Kedua, perlu mempertimbangkan barang yang dipromosikan itu sudah masuk dalam rencana pengeluaran bulan ini atau belum?Mempertimbangkan ini penting, agar keuangan keluarga tidak terganggu hanya untuk barang yang tidak perlu, apalagi sekedar untuk memenuhi "gaya hidup" dan "prestise".Â
Ketiga, agar tidak terimbas dengan promo gede-gedean perlu menutup mata dan telinga supaya hati tetap fokus tidak tergoda bisikan yang arahnya pemborosan.
Namun demikian bukan berarti "alergi" dengan promo, diskon, dan reduksi harta. Waktu yang tepat untuk mengadakan promo ketika hari Raya Idul Fitri atau hari Natal dan Tahun Baru, mengingat pada saat ini pengeluaran setiap orang mengalami peningkatan.Â
Promo yang sering dilakukan di supermarket, mall, pusat pembelian lebih tepat sasaran karena berkaaitan dengan kebutuhan sehari-hari berupa sembilan bahan pokok. Bahkan para ibu sering menunggu ada harga promo untuk sekedar membeli produk minyak goreng, dari biasanya Rp 32.000,- per liter menjadi Rp 27.200,- . Selisih hanya Rp 4.800,- tetapi para ibu sudah merasa bahagia, karena sudah tahu harganya sebelum ada promo. Â Â
Berbeda dengan produk lainnya, yang tertera harga promo diskon 75 persen, setelah serius akan membeli ternyata produk lama, cacat, atau stok lainnya sudah tidak ada. Jadi barangnya hanya yang terpampang disitu dan terbatas. Ada juga supermarket promo gede-gedean karena akan tutup, ternyata hanya untuk barang tertentu dengan item terbatas, barang lainnya harga tetap normal.Â
Kondisi ini mengecoh konsumen yang dikecewakan, karena telah meluangkan waktu untuk belanja padahal sejatinya tidak perlu membeli. Inilah stategi pemasaran agar konsumen tertarik untuk datang ke toko itu, yang hari-hari biasa sepi pengunjung. Â