Penumpang pesawat yang bepergian keluar kota/ke luar negeri belum tentu mempunyai dana berlebih. Apalagi PNS/ASN mendapat biaya berjalanan dinas sudah ada ketentuannya, sesuai dengan pangkat/golongan dan harus dipertanggungjawabkan. Mulai ada pengetatan untuk PNS/ASN yang melakukan kunjungan/studi banding/tugas dengan uang negara ke luar kota/ke luar negeri).Â
Kalau sudah begini apakah masih tega meminta buah tangan mengingat bagasinya berbayar ?. Walaupun sekedar "latah" berkata:"jangan lupa oleh-olehnya", "titip dibelikan barang ini" tetapi tidak memberi uang. Ini sangat membebani saudara, teman, kenalan, tetangga yang mendapat kesempatan ke luar kota/ke luar negeri. Bagaimana tidak membebani?
Kalau dibelikan menambah anggaran dan kena bagasi berbayar, juga harus berkorban untuk mencarikan yang belum tentu cepat menemukan. Kalau tidak dibelikan dikira pelit, medit, tidak peduli, angkuh dan sombong.
Jadi apabila ada teman kerja, saudara, tetangga, kenalan yang akan bepergian sebaiknya untuk menahan diri tidak minta dibelikan atau titip oleh-oleh (buah tangan). Mulai sekarang mengurangi latah untuk meminta oleh-oleh, dan harus selalu ingat bahwa tangan dibawah itu tidak lebih baik dari tangan yang diatas. Artinya meminta-minta itu adalah perbuatan yang tidak dianjurkan oleh agama manapun. Â
Namun kalau diberi tidak boleh menolak, pastinya itu sudah diperhitungkan dan dipilih orang-orang tertentu (orang tua, saudara kandung, anak kandung, sahabat paling dekat). Bagaimanapun untuk membawa oleh-oleh itu perlu perjuangan dan pengorbanan, jadi kalau diberi jangan disia-siakan. Â
Yogyakarta, 8 Februari 2018 Pukul 02.22
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H