Kondisi ini sangat merugikan dan merusak lingkungan dan budaya kerja yang tidak menyenangkan bagi anak buah khususnya yang dibenci oleh pimpinan. Dampaknya peroduktivitas kerja menurun, kondisi ini sangat menganggu organisasi dalam mencapai tujuan.
Kalau gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, maka pimpinan ketika meninggal meninggalkan nama, dan kesan dihati anak buahnya. Pimpinan yang amanah, jujur, adil, tanggung jawab, memperjuangkan dan mensejahterakan anak buah, namanya terukir dihati sanubari anak buah dan meninggalkan kenangan indah.
Sebaliknya pimpinan yang angkuh, tidak adil, zalim, pemarah, menjegal anak buah, perbuatannya yang buruk ini selalu dikenang anak buahnya. Akibatnya doa yang terucap dari orang yang dizalimi langsung didengar oleh Alloh SWT. Masih beruntung doa yang terucap baik, bagaimana bila rasa terhinakan itu menyebabkan keluar doa yang tidak baik.
Kalau sudah begini apakah pimpinan masih berani berbuat seenaknya dengan anak buah ketika masih berkuasa ?. Sejatinya perbuatan baik dan buruk itu pasti akan kembali kepada pelakunya. Kenapa tidak memanfaatkan waktu yang singkat ini untuk berbuat baik yang tidak pernah ada ruginya ?.
Yogyakarta, 20 Januari 2019 Pukul 22.28
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H