Semuanya tergantung pada "niat" dan "keyakinan", karena secara matematika membayar ONH mengurangi jumlah kekayaan, namun sejatinya menambah yang berlipat ganda.
Kalau sudah mempunyai rekening tabungan haji yang sudah tersedia di berbagai bank, diantaranya bank Danamon, setiap bulan sudah ditentukan nominalnya harus dengan kemauan kuat, untuk tidak tergoda mengambilnya apalagi untuk keperluan konsumtif.
Kemantapan hati dan kemauan yang kuat dengan fasilitas yang diberikan oleh bank Danamon dapat mewujudkan impian setiap orang Islam untuk naik haji. Artinya tidak ada yang tidak mungkin orang Islam belum mampu secara ekonomi, yang awalnya naik haji hanya menjadi mimpi, ternyata dapat menjadi kenyataan. Artinya tidak ada yang tidak mungkin orang Islam belum mampu secara ekonomi, yang awalnya naik haji hanya menjadi mimpi, ternyata dapat menjadi kenyataan, saatnya berhaji memenuhi panggilanNya.
Apabila uang yang ada di tabungan haji sudah mencukupi sejumlah Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah), maka sudah dapat mendaftar untuk satu orang di Kantor Agama tiap Kabupaten/Kota sesuai KTP. Artinya kalau yang berangkat suami istri maka perlu tabungan haji sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Begitu didaftar sudah dimasukkan dalam Sistem informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT), dan masuk dalam daftar tunggu (waiting list).
Setelah terdaftar sebagai calon jamaah haji (calhaj), maka perlu memperhatikan Persiapan Naik Haji yang Wajib Diketahui Sebelum Berangkat, diantaranya:
- Luruskan niat untuk naik haji dengan ikhlas karena Alloh semata, untuk memenuhi panggilanNya, bukan karena yang lainnya, apalagi sekedar untuk kepentingan duniawi dan sekedar mendapat sebutan haji atau hajjah, demi "prestige". Itu tidak penting, bahkan dapat menjurus pada kesombongan dan keangkuhan.
- Menyiapkan batiniah untuk menjaga sikap, perilaku, tindakan dan omongan, agar tidak menyakiti dan melukai orang lain. Mintalah maaf ketika melakukan kesalahan seketika kepada siapapun, jangan ditunda-tunda.
- Melatih kesabaran, kejujuran, ketaatan dalam menjalankan kewajiban sesuai dengan peraturan agama, masyarakat, dan negara. Ketika naik haji penuh dengan pernak-pernik permasalahan karena bersamaan dengan orang-orang yang berbeda warna kulit, kebiasaan, bahasa, budaya, asal-usul, bahkan cara makan dan bahan makanan.
- Mempersiapkan kesehatan secara fisik dengan olah raga ringan (jalan pagi, bersepeda, senam), dan memperhatikan pola makan dengan asupan gizi seimbang, mengingat ibadah haji perlu tenaga fisik dan stamina prima. Â Â
- Memperdalam ilmu tentang haji untuk memahami syarat, rukun, wajib, sunah dan larangan haji, yang sudah disediakan oleh Departemen Agama melalui buku, video, maupun dari KBIH.
- Memperlancar bacaan-bacaan haji dan memahami artinya, baik dengan belajar sendiri maupun bimbingan dari petugas Kantor Agama Kabupaten/Kota, dan KBIH agar lebih intensif dengan latihan.
- Rajin mengikuti manasik haji yang diselenggarakan oleh Kantor Agama maupun KBIH, karena akan mendapatkan informasi baik untuk melakukan ibadah (sholat, wudhu, doa-doa) sesuai tuntutan yang diajarkan Rasulullah SAW. Selain itu juga melakukan praktek langsung cara memakai baju ihram, praktek melakukan prosesi haji yang akan dilaksanakan di Tanah Suci.
- Bagi calon jama'ah haji yang termasuk resiko tinggi (risti) karena faktor usia, atau penyakit yang di derita harus selalu mengikuti saran dan nasehat dokter dan minum obat yang dianjurkan secara teratur dan disiplin.
- Memperlajari peta lokasi daerah Mekah dan Medinah, sehingga dapat mengantisipasi bila terpisah dari rombongan, karena disarankan ketika di Arab Saudi tidak pergi sendirian, apalagi perempuan.
- Mulai sekarang jadilah orang yang selalu berbuat baik kepada setiap orang, dan selalu siap untuk menolong kesulitan orang lain. Mengingat orang yang naik haji itu tidak hanya dari kota yang sudah terbiasa bepergian naik pesawat, memanfaatkan toilet dan eksalator. Berbagilah pengalaman bagaimana menekan tombol di kamar mandi, supaya tidak keliru dengan air panas. Meningkatkan rasa toleransi dan memahami karakter, sifat, dan perilaku orang lain, karena ketika satu regu dalam satu kamar akan menemukan berbagai macam karakter orang. Â
Itulah persiapan yang harus dilakukan bagi orang yang akan naik haji ke Tanah Suci Makkah dan Madinah. Prinsipnya, naik haji adalah perjalanan jasmani dan rohani, yang membutuhkan kesehatan prima lahir dan batin, mental dan moral. Harapannya setelah pulang dari haji dapat menyebarkan "virus" kebaikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H