Indonesia  mempunyai beragam makanan khas daerah dari Sabang sampai Merauke, dengan cita rasa yang berbeda tiap daerah yang menyatu menjadi makanan Indonesia. Bumbu rempah-rempah terasa di lidah, merasuk dalam aneka makanan ala Indonesia, yang tidak dijumpai di negara manapun di dunia. Setiap daerah mempunyai makanan dan aneka olahan khas yang tidak ditemukan di daerah lain. Bisa jadi bahan dasar sama, namun cara mengolah dan kemasannya berbedapun sudah mempunyai sebutan yang tidak sama. Itulah Indonesia yang jamak dengan aneka makanan dan olahan, dapat menjadi obyek wisata kuliner yang menyenangkan dan mengesankan.
Apabila pergi ke suatu daerah makanan khas menjadi andalan untuh buah tangan, sehingga dapat ikon dari suatu daerah tersebut. Awalnya makanan khas ini dibuat oleh seseorang dengan daya cipta, kreativitas dan inovasinya untuk menghasilkan makanan yang unik dengan cita rasa yang membuat orang ketagihan. Ketika sudah laku dan dikenal, biasanya ada yang meniru sebagai kompetitor.Â
Namun walaupun nama makanan dan bahan dasar sama, biasanya orang tetap mencari yang asli bukan yang tiruan apalagi KW. Akibatnya kompetitor tetap kalah bersaing dengan produk asli, apalagi yang sudah mempunyai merk dagang dan didaftarkan di Dirjen Hak Atas Kekayaan Intelektual  (HAKI), dengan gambar, warna, huruf yang khas, orang dengan mudah membedakan. Kalaupun ada yang meniru persis, maka pemilik pertama yang mendaftarkan dapat mengajukan keberatan atas merek dagang yang diumumkan di media massa, sehingga dapat sanksi membayar ganti rugi bagi yang telah meniru merek dagangnya.
Kembali ke pokok tulisan, tentang oleh-oleh khas dari Gresik, dari Surabaya melalui jalur darat ewat jalan tol dengan biaya Rp 5.500,- perjalanan dapat ditempuh lebih cepat, tidak sampai 30 menit. Apalagi di Kota di kota Surabaya maupun Gresik setiap hari Minggu jalanan lenggang, sehingga waktu tempuh semakin singkat. Dalam waktu 15 menit sudah masuk wilayah Gresik, sambil melihat pemandangan petani garam di hamparan sawahnya. Kondisi lenggangnya jalan ini berbeda dengan kota besar seperti Yogyakarta, hari Minggu jalan-jalan semakin padat merayap, walaupun lewat ring road, berhenti di lampu merah sampai 3 (tiga)kali.
 Gresik sebagai alah satu kabupaten di Jawa Timur dikenal sejak abad ke-11 sebagai daerah pesisir dan kota bandar banyak dikunjungi pedagang dari Vina, Arab, Gujarat, Kalkuta, Bengali, Campa. Di daerah Gresik agama Islam dibawa oleh Syech Maulana Malik Ibrahim bersama Fatimah binti  Maimum. Agama Islam berkembanga berkat Nyai Ageng Pinatih seorang janda kaya raya dan seorang syahbandar, anak buahnya para pelaut menemukan bayi asal Blambangan yang diberi nama Jaka Samudra, setalah perjaka bergelar Raden Paku dan berkuasa di Giri Kedaton, dikenal dengan sebutan Sunan Giri, penyebar agama Islam sekaligus Sultan/Prabu Satmoko atau Sultan Ainul Yakin.
Kabupaten Gresik disebut sebagai tempat wali atau santri karean banyak pondok pesantren dan sekolah yang bernuansa Islami dari Madrasah Ibtida'iyah, Tsanawiyah, dan Aliyah hingga perguruan tinggi. Â Gresik termasuk wilayah pengembangan Gerbang Kertasusila (Gresik, Bangkalan, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan), yang kegiatannya diarahkan pada sektor pertanian, industri, perdagangan, maritim, pendidikan dan industri wisata. PT Semen Gresik, PT Petrokimia Gresik sebagai ikon kota Gresik sebagai industri multi modern yang sangat dibanggakan Indonesia (Sumber).
Ketika usai menghadiri undangan ngunduh mantu di Gedung Petro Kimia, oleh pak Satpam dikasih referensi kalau membeli oleh-oleh di Bu Muzanah Store alamatnya Jalan Sindujoyo No.68, Telogopojok Satu, Lumpur, Kecamatan Gresik, Kemuteran Kabupaten Gresik Jawa Timur. Telepon (031) 3983978. Disana terkenal dengan bandeng asap dan otak-otak bandeng.Â
Benar juga aroma bandeng asap dan otak-otak sangat terasa begitu pintu dibuka. Pelayanan yang sigap dan cepat dan ramah tidak perlu waktu lama untuk proses pembelian dan kalau membeli banyak pengepakan dengan kardus yang rapi, mudah ditenteng dan aman. Olahan makanan dari bahan dasar bandeng, sebagai oleh-oleh khas dari Gresik yang lezat, dari aromanya. Harga per ekor Rp 55.000,- baik otak-otak bandeng maupun bandeng asap.Â
Harga ini sebanding dengan besarnya bandeng dan rasa yang ditawarkan. Sayang jalan di depan toko ini sempit dan sangat ramai, apalagi hari libur. Tempat parkir kalau di depan toko hanya cukup untuk 2 (dua) kendaraan roda 4. Namun tidak perlu khawatir sudah dapat dibeli lewat online dengan pengiriman cepat dan pengepakan rapi.
Sebenarnya ada juga makanan khas Gresik seperti pudak, makanan ringan kue yang terbuat dari tepung beras, gula jawa / gula pasir, dan santan kelapa yang kemudian dibungkus dengan kemasan pelepah daun pinang; masayarakat sekitar menyebutnya dengan "ope". Ada juga bonggolan, terbuat dari daging ikan yang dibalut tepung kanji dengan bumbu bawang putih dan garam, dibungkus daun pisang.Â
Ingin merasakan sensasi langsung ke outletnya, ditanggung tidak akan rugi, semuanya terbayar oleh cita rasa, harga, kemasan, dan pelayanan yang menyenangkan.