Bukan salah generasi milenial, tetapi orang tua khususnya ibu yang kurang telaten memberi bimbingan bahasa Jawa dengan "kromo madyo".
Akibatnya anak-anak jaman "now" kalau bicara dengan orang tuanya, seperti dengan temannya. Orang sering mengatakan "wong Jowo ilang Jowone", karena "unggah-ungguh" dan etika berkomunikasi banyak dilupakan.
Selain bahasa Jawa dengan "kromo madyo", ada lagi bahasa Jawa dengan "kromo inggil", bahasa Jawa sangat halus, dengan sikap, tutur kata, dan nada bicara yang sangat sopan santun dan penuh dengan "ungah-ungguh".
Bahasa Jawa kromo inggil ini masih digunakan dilingkungan Keraton Yogyakarta, Pakulaman dan Kasunanan Solo dan Mangkunegaran.
Bahasa menunjukkan budaya, bahkan dalam bicara pun dapat di"baca", dari mana asal-usul lawan bicara, dengan melihat sikap (pandangan muka, posisi tangan, kaki, ketika duduk/berdiri) nada bicara (keras, lemah lembut), tutur kata, pilihan kata.
Sering terjadi generasi milenial, bahkan orang tua sekalipun salah "membahasakan" untuk dirinya sendiri, padahal niatnya untuk menghormati lawan bicaranya yang lebih tua. Misal:"Kulo badhe maringi arto", ini salah, yang benar:"Kulo badhe nyaosi arto". Kulo nembe sare, ini salah yang benar, kulo nembe tilem. Ibu (orang yang lebih tua dari saya) nembe sare.Â
Bahasa Jawa kromo madyo tidak sulit, cuma semua itu perlu dipelajari. Jadi untuk generasi milenial yang "gagap", menggunakan bahasa Jawa kromo madyo, tidak ada kata terlambat untuk belajar, belajar, dan belajar. Apalagi di Yogyakarta, Surakarta dan sekitarnya bahasa Jawa menjadi "muatan lokal" di sekolah-sekolah.
Masih ada lagi yang perlu dipelajari yaitu menulis "Aksoro Jowo", Ha Na Ca Ra Ka, Da Ta Sa Wa La, Pa Dha Ja Ya Nya, Ma Ga Ba Tha Nga yang diciptakan Ajisaka yang penuh makna dan filosofi, manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (hubungan vertikal) dan makhluk sosial (hubungan horisontal).
Yogyakarta, 17 Oktober 2018 Pukul 15.36
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI