Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sudahkah Pustakawan Menerapkan Budaya Baca dan Tulis?

14 Oktober 2018   08:51 Diperbarui: 15 Oktober 2018   05:37 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: jadiBerita.com

Dalam lomba yang temanya sudah ditentukan itu ada tawaran bagi pustakawan di seluruh Indonesia untuk melakukan penelitian,  memperbutkan dana penelitian sebesar Rp 20 - 25 juta. Sepinya peminat patut diduga karena pustakawan belum siap melakukan penelitian ilmiah, walaupun sudah ada yang sudah siap lahir dan batin untuk berpartisipasi.

Dari kasus hibah kompetisi itu menggambarkan betapa tingkat literasi pustakawan masih memprihatinkan, apapun alasannya karena para pustakawan sering berkilah tidak ada waktu karena ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan, sibuk dengan tugas rutinitas. Ujungnya sampai tanggal jatuh tempo penyerahan proposal masih sedikit pustakawan yang berpartisipasi menjadi peserta. 

Panitia biasanya memperpanjang waktu penyerahan proposal, tetap sepi peminat. Kondisi ini sudah memperlihatkan ada seleksi secara alamiah pustakawan yang mempunyai budaya baca dan tulis yang lebih tinggi dibandingkan dengan pustakawan lainnya. Bahwa untuk membuat proposal hibah kompetisi yang baik memenuhi syarat dan memenangkan itu perlu membaca referensi dan menulis proposal yang sesuai dengan tema. 

Jadi bukan asal-asalan dan kebetulan pustakawan itu menang. Apalagi dalam sistem penilaian, yuri tidak pernah melihat proposal siapa yang dibaca (nama ditutup, atau dihapus), tetapi diberi kode oleh panitia dan yuri tidak pernah mengetahui itu proposal milik siapa. Artinya sistem penilaian obyektif, asli, transparan, dapat dipertanggungjawabkan. Tidak ada model kenal nama pustakawan yuri memenangkan, tidak ada KKN (korupsi, kolosi, nepotisme).

Profesi pustakawan pekerjaannya sangat erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan, koleksi, gudang ilmu. Semestinya mempunyai tingkat membaca dan menulis yang lebih tinggi daripada yang lain. Kalau seperti ini dapat dikatakan "ayam mati di lumbung padi" artinya mempunyai potensi dan kesempatan tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik dan benar. Akhirnya kesempatan itu hilang begitu saja, dan pustakawan tidak mendapatkan apa-apa. 

Marilah para pustakawan instrospeksi dan bertanya pada diri sendiri, sudahkah mempunyai budaya baca dan menulis yang lebih tinggi ?. Jawabnya ada di hati nurani para pustakawan, andaikan belum mulai hari ini membaca apa yang ada disekitar kita. Semoga pustakawan menjadi pionir membudayakan dan menularkan "virus" membaca dan menulis di lingkungannya.

Yogyakarta, 14 Oktober 2018 Pukul 09.03

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun