Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips untuk Mahasiswa Baru dalam Menuntut Ilmu di Perguruan Tinggi

9 Agustus 2018   15:46 Diperbarui: 23 September 2020   22:11 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Diterima menjadi mahasiswa baru di suatu universitas ternama mempunyai kebanggaan bagi diri sendiri, keluarga, saudara, daerah asal, mengingat tidak semua lulusan SMA/MA/SMK dapat diterima baik melalui jalur tanpa tes, SNMPTN, SBMPTN, dan Ujian Mandiri (UM). Dapat lolos seleksi masuk tentu sudah mempunyai bekal kecerdasan secara intelektual, karena dapat mengerjakan soal-soal ujian dengan baik. Strategi mengerjakan soal-soal sudah dipelajari sejak di bangku SMA atau bimbingan belajar. Euforia kebanggaan diterima di perguruan tinggi tidak perlu berlarut, karena tugas dan perjuangan berat sudah menanti dihadapan mata.

Menuntut ilmu di SMA dengan di perguruan tinggi sangat berbeda. Ketika di SMA guru mempunyai peran sangat besar untuk membimbing, mengarahkan, mendampingi, dan memberi motivasi, selain orang tua dan keluarga. Ketika mahasiswa semua harus diputuskan sendiri, belajar mandiri, mengatur uang saku, hidup jauh dari orang tua menjadi anak kos yang semuanya diurusi sendiri, tanpa asisten rumah tangga (ART). 

Semua itu perlu sikap dewasa dan mandiri, tidak boleh cengeng dan manja. Kalau di rumah sudah terbiasa membantu orang tua mengerjakan urusan rumah tangga (menyapu, mengepel, mencuci baju, piring gelas, setrika) tidak kaget. Masalah muncul karena terbiasa dilayani, rasa kagok, kikuk, mengerjakan pekerjaan tersebut. Belum tugas kuliah yang menumpuk, namun untuk urusan cuci baju dan seterika sudah banyak "laundry", untuk urusan perut banyak warung makan, tinggal mengatur keuangan bulanan.

Masa penyesuaian dengan lingkungan dan pola belajar baru, dapat mengganggu kuliah. Wajar, awal-awal kuliah tidak nyaman, rasa rindu, sepi, sering mengganggu konsentrasi belajar, sehingga perlu pemulihan dan pengobatan dengan bergaul dan mengenal lingkungan. Biasanya orang pertama yang dikenal saat masa orientasi akan menjadi sahabat selama menjadi mahasiswa. Mahasiswa baru setelah resmi menjadi warga kampus, wajib mengikuti masa orientasi/pengenalan kampus. 

Tujuannya pengenalan lingkungan kampus (fasilitas , sarana prasarana, prosedur mengurus kewajiban dan hak, unit kegiatan mahasiswa, beasiswa, tata tertib kuliah) pengenalan  dengan kakak angkatan, lintas program studi, fakultas. Dalam masa orientasi ini nir kekerasan fisik, oral, dan tugas-tugas yang aneh-aneh. 

Semuanya harus dalam suasana senang, gembira, tidak ada tekanan dan ancaman. Bila sakit harus ada surat dokter, kalau tidak memenuhi presensi harus mengulang tahun depan, karena sertifikat yang didapat berguna untuk akses mengurus hak (beasiswa, syarat mata kuliah tertentu).

Masa kuliah di perguruan tinggi satu smester 14 kali pertemuan, usahakan harus hadir terus dengan bukti presensi sidik jari (tidak dapat menitipkan ke teman bila tidak hadir). Smester pertama biasanya paket yang sudah ditentukan jumlah  Sistem Kredit Smester (SKS) dan mata kuliah yang harus ditempuh. Kuliah berlangsung 7 kali pertemuan, ada Ujian Tengah Smester (UTS), setelah 14 kali pertemuan ada Ujian Akhir Smester (UAS). Penilaian dengan huruf A, B, C, D, E, ada juga dengan model  A-, A/B, B+, B-, dimana A mempunyai nilai 4, B dihitung 3, C sama dengan 2, D nilanya 1 dan E nilainya 0.

Untuk menghitung indeks prestasi  nilai yang diperoleh dikalikan SKS tiap mata kuliah dijumlah, kemudian dibagi jumlah SKS yang diambil (rentang indeks prestasi itu 1 sampai 4). Setelah Smester 2 awal Smester 3 ada evaluasi, IPK (Indeks Prestasi Kumulatif minimum harus 2.00 dengan mata kuliah minimum 30 SKS. Apabila kurang dari ketentuan ini maka mahasiswa dapat kena sangsi droup out (DO), atau dikeluarkan. Sangat tragis bukan, untuk mendapat tiket masuk perguruan tinggi strata S1 sangat sulit, apalagi di program studi favorit dan PTN ternama.

Terlepas dari evaluasi setelah smester 2 bukan berarti dapat melenggang dengan santai, ketika tahun ke-5 belum ada tanda-tanda menulis skripsi, maka siap-siap mendapat surat peringatan (sering deplesetkan "surat cinta") dari pihak Dekanat dan Rektorat, agar segera menyelesaikan kuliah. Tiap Smseter dipantau kemajuan penulisan skripsi, dan SKS yang sudah diambil minimal 144 SKS. Biasanya mahasiswa sambil menulkis skripsi memperbaiki nilai agar dapat meningkatkan IP, minimal 3.0. Tahun ke-7 bila belum berhasil menyelesaikan skripsi, benar-benar dipersilakan pindah di perguruan tinggi lain alias dikeluarkan tanpa toleransi. 

Aturan ini diberlakukan karena jumlah mahasiswa yang tidak selesai tepat waktu (4 tahun)/8 smester dapat mempengaruhi akreditasi program studi, fakultas, dan universitas. Kalau akreditasi perguruan tinggi C, maka sulit untuk mendapatkan pekerjaan, mengingat syarat minimum akreditasi harus B, yang sering menjadi salah satu syarat dalam penerimaan pegawai. Artinya skripsi itu menjadi salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar kesarjanaan S1. Skripsi bukan "momok" yang harus dihindari, karena disinilah logika berpikir seorang calon sarjana dipertaruhkan. Oleh karenanya proses ini harus dijalani, dilalui dan dikerjakan dengan bimbingan dosen, dipertanggungjawabkan didepan tim penguji.  

Kembali ke tips bagi Mahasiswa baru agar dapat menjalani proses belajar, sejak pertama kali menginjakkan kaki di kampus pilihan, harus mempunyai tekad untuk lulus tepat waktu, caranya:

  • Masuk kuliah, mendengarkan, memperhatikan dengan seksama penjelasan dosen, bila kurang jelas bertanya, biasanya malu bertanya sesat di jalan (sebenarnya belum paham, tetapi malu dengan teman-teman, atau dosennya). Sering mahasiswa itu masuk kuliah, fisiknya ada dalam ruangan kelas, tetapi pikirannya ke mall, kampung halaman, atau asyik bermain HP karena dosen tidak jelas menerangkannya, bikin ngantuk, bosan, dan gagal fokus.
  • Hati-hati memilih teman (bukan berarti pilih-pilih), karena sering lingkungan pergaulan sangat berpengaruh dengan "gaya hidup" mahasiswa. Ada kelompok "jetset", sosialita, dengan gaya hidup kelas atas, dengan prestasi akademik biasa. Ada yang sederhana, namun prestasi akademik mebanggakan dan sofskill bagus.
  • Pengaruh gim online dikalangan mahasiswa juga merugikan, karena kontrol dari orang tua semakin longgar. Juga masalah merokok, seks bebas, narkoba, paham radikal, sering menjadi godaan yang ada di sekitar kehidupan mahasiswa. Orang tua tetap harus memberi rambu-rambu dengan tegas mana yang boleh dan tidak boleh. Walau mahasiswa sudah dewasa, bukan hanya memberi uang saku, doa, tetapi juga nasehat, nilai-nilai budi pekerti, etika dan sopan santun.  
  • Rajin ke perpustakaan untuk mencari referensi buku-buku yang diwajibkan dan dianjurkan oleh dosen untuk dipelajari. Rajin membaca buku bukan berarti "kutu buku", ataupun berselancar di dunia maya untuk mencari jurnal-jurnal internasional sesuai dengan ilmu yang dipelajari dan sudah dilanggankan oleh univeritas dengan biaya milyaran, rugi bila tidak ada mahasiswa yang mengakses. Kalau belum tahu cara mengakses, tanyakan kepada pustakawan dengan senang hati akan memandu penelusuran informasi yang dibutuhkan.
  • Cerdas mengisi waktu kosong disela kuliah dengan mengikuti kegiatan mahasiswa, organisasi, kelompok belajar, untuk mengasah "soft skill", yang tidak didapatkan di bangku kuliah, tetapi dari lingkungan terdekat dengan kegiatan positif. Namun tetap harus ingat, kuliah tetap nomor satu jangan pernah meninggalkan kuliah karena ada rapat organisasi.
  • Rajin belajar setiap hari minimum 2 jam lebih baik, daripada model SKS (Sistem Kebut Semalam), sudah tidak tidur semalam, saat mengerjakan soal ujian bisa ngantuk, hasilnya pasti kurang maksimal.
  • Tidak lupa untuk selalu mohon doa restu orang tua setiap akan UTS, UAS, atau ada kesulitan apapun. Ceritakan kabar baik untuk orang tua yang susah payah mencari rejeki untuk biaya  kuliah dan mencukupi kebutuhan keluarga. Bukan hanya berkabar untuk minta ditranfer uang.
  • Bersikap jujur dimanapun kapanpun, dalam segala kondisi apapun, walau ada kesempatan untuk bertindak curang, ini adalah godaan duniawi yang resikonya dapat dirasakan saat di dunia maupun di alam keabadian.

Demikian, semoga mahasiswa baru, dapat segera adaptasi dengan lingkungan yang serba baru, karena ilmunya menjadi sumbangsih untuk negara tercinta Indonesia.

Yogyakarta, 9 Agustus 2018 Pukul 15.36

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun