Apalagi niat dan tujuannya hanya ingin mendapatkan "WAH", yang harus dibeli dengan harga mahal.
Ketika kocek kosong pun "nekad" membeli dengan kartu kredit, sungguh bagi orang udik tidak bisa memahami, namun realita ada di kalangan masyarakat kita.
Bagi orang udik dan sederhana, dalam berpakaian itu yang penting menutup "aurat", sesuai dengan acara yang dihadiri, tidak perlu mahal asal terjangkau kocek. Sangat meyakini pancaran pakaian itu bukan terletak pada harganya, tetapi dari "aura batin" yang memakainya (agi yang tidak setuju itu hak prerogatif setiap orang).
Untuk apa memakai baju mahal, walau menutup aurat tetapi "perilaku", tindakan, omongan, sikap, tidak mencerminkan apa yang dipakai?
Sikap sombong, angkuh, diskriminatif, minta dihormati, minta dihargai, semena-mena dengan orang yang lebih tua, tidak menyayangi dengan yang lebih muda.
Namun yang terjadi  justru orang "muak" dengan perilaku yang  sangat merugikan orang lain, hanya untuk menguntungkan dirinya sendiri. Kalau demikian nilai-nila kejujuran sudah lepas dari hati nuraninya.
Yogyakarta, 4 Agustus 2018 Â Pukul 20.15
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H