Perlu belajar lebih keras, cerdas, dan harus mempunyai "nyali" untuk melihat darah, menyuntik, organ-organ tubuh manusia termasuk hati. Sering terjadi untuk masuk menjadi mahasiswa kedokteran karena kemanuan orang tua, bukan kemauan anak, padahal yang menjalani anak.Â
Aneh bukan, orang tua yang memaksakan anaknya masuk di fakultas kedokteran. Akhirnya dalam menjalani masa kuliah anak mengalami kondisi yang sangat tertekan, traumatik, dan akhirnya di droup out (DO), karena nilai-nilainya tidak memenuhi standar minimum.Â
Pindah fakultas, masih mending walau sudah rugi biaya, tenaga dan waktu. Kalau anak sudah "mogok" kuliah karena sudah sangat traumatik, siapa yang rugi dan menyesal ?. Anak itu mempunyai cita-cita sendiri, orang tua mendampingi, membiayai, mengantarkan dengan usaha dan doa yang tiada henti.
Yogyakarta, 1 Agustus 2018 Pukul 11.22
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H