Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Bulan Ramadhan pun Usai dengan Gemilang, Terima Kasih "The Power of Emak-emak"

13 Juni 2018   16:35 Diperbarui: 15 Juni 2018   12:47 2662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: travel.kompas.com | IRENE SARWINDANINGRUM)

Lanjut ke pasar tradisional membeli bumbu opor, selongsong ketupat, ikan laut untuk persediaan lebaran, ketika warung masih tutup. Sampai rumah harus menyiapkan hidangan untuk buka puasa, bersih-bersih rumah, semua dikerjakan dengan senang hati karena anak, cucu, mantu akan datang kumpul kembali dengan jumlah anggota yang terus bertambah. Senang dan bangga rasanya dapat menikmati kebersamaan keluarga, yang tidak dapat dinilai dengan nominal berapapun.

Sebenarnya emak-emak setiap hari sudah terbiasa menghadapi kesibukan mengurus kerumahtanggan dan menghadapi kehidupan yang penuh lika-liku, namun dengan sabar, tawakal, pasrah, bersandar kepada Alloh SWT. Walau emak-emak itu diciptakan dari tulang rusuk pria, namun dalam ketelitian, ketelatenan, kesabaran, ketulusan, lebih kuat emak daripada bapak. Kalau dalam keluarga emak sakit, kehidupan keluarga seperti terhenti.

Emak-emak adalah mata kasih sayang, cintanya sepanjang waktu, walau cinta anak hanya sesaat ketika masih anak-anak. Setelah dewasa dan mandiri sudah mempunyai kesibukan, sehingga untuk sekadar say halo, telepon saja tidak ada waktu. Ibaratnya, seorang emak bisa merawat 5 (lima) anak-anaknya waktu masih kecil, namun 5 (lima) anaknya tidak bisa merawat seorang emak yang semakin renta.

Doa emak-emak untuk anak-anaknya langsung tembus langit ketujuh, langsung di dengar oleh Alloh SWT, sangat mustajab. Oleh karena itu emak-emak kalau marah, jengkel dengan anak-anaknya harus hati-hati, ditahan jangan sampai terucap kata-kata yang tidak baik (nakal, maaf “goblok”), apalagi keluar nama binatang. Berkatalah yang baik, karena itu doa, misal anak minta sesuatu dengan cepat, emak harus bilang ”Sabar, semuanya perlu proses, permintaannya seperti jenderal bintang lima”.

Tidak salah kalau surga itu ada di bawah telapak kaki ibu. Hari Raya Idul Fitri sebagai momentum terbaik untuk meminta maaf dan mohon doa restu orang tua, karena ridho Alloh, ridho orang tua. Mumpung masih diberi kesempatan, karena ksesuksesan anak-anak pasti ada campur tangan doa dan ridho orang tua terutama emak.

Yogyakarta
Juni 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun