Namun perjuangan untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi harus semakin keras, mengingat Bidikmisi hanya diberikan selama 4 (empat) tahun atau 8 (delapan) semester.
Selain dituntut untuk belajar keras, karena IPK 3.0 (skala 4) juga menjadi syarat keberlangsungan beasiswa. Belajar, belajar, dan belajar dengan mengeksploitasi perpustakaan, laboratorium, dan unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang dapat menambah softskill, untuk bekal setelah lulus.
Indeks Prestasi Komulatif (IPK) masih menjadi indikator kualitas kelulusan dan pintu masuk pertama ketika mencari pekerjaan yang selalu mensyaratkan nilai IPK.
Pendidikan diakui dapat meningkatkan kualitas daya saing sumber daya manusia untuk bekal kehidupannya. Siapapun dapat menjadi sarjana asal belajar keras, semangat berjuang tidak mengenal putus asa, tahan godaan (generasi mlenial), meluruskan niat, mempunyai keteguhan prinsip, dapat membagi waktu antara kuliah dan organisasi.
Selain itu “olah rasa” sehingga mudah menysuaikan dengan lingkungan kampus yang cepat berubah. Doa dan restu orang tua, saudara, yang mengiringi dan menjadi modal utama kesuksesan mahasiswa.
Meraih gelar sarjana pun bukan berarti selesai perjuangan, justru baru awal dari perjuangan sesunguhnya, mengingat bekal ilmu saja tidak cukup untuk masuk di dunia kerja yang semakin diperebutkan oleh ribuan sarjana baru. Jadi, perjuangan hidup itu memang panjang...!
Baca Juga: Bangga Lolos SNMPTN, Lalu ?
Yogyakarta, 21 April 2018 pukul 22.26
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H