Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terbang bersama Maskapai Terpercaya

19 Maret 2018   22:20 Diperbarui: 20 Maret 2018   01:52 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memilih moda angkutan udara bukan untuk "prestige" semata, namun karena nilai plus yang dimiliki ketika memberi pelayanan kepada konsumen. Pelayanan prima, profesional, standar, dengan personil awak maskapai yang cantik, tinggi semampai, tampan, rapi, bersih, ramah, sabar, tegap, gagah, simpati, menjadi ciri khas moda angkutan udara. 

Dari segi kebersihan hampir semua maskapai sangat memperhatikan, sehingga "budaya bersih" menjadi salah satu bentuk pelayanan yang patut diandalkan. 

Walau ada ulah penumpang yang masih terbiasa buang sampah sembarangan, padahal sudah disediakan tempat sampah, petugas dengan sabar terus membersihkannya. Kondisi ini tentu tidak dijumpai di moda angkutan darat dan laut, yang sudah saatnya "meniru" kebersihan dari moda angkutan udara. Keamanan, "relatif" lebih terjamin (walau ada "oknum" petugas bagasi yang berlaku tidak jujur dan tidak amanah dengan membobol tas penumpang), dengan peralatan CCTV dapat segera diangkap, ditindak, dan dicegah.

Penumpang menjadi "subyek" yang diperlakukan secara manusiawi dengan pelayanan prima. Namun demikian masih ada penumpang yang "arogan" karena pangkat, kedudukan, dan jabatan, dan salutnya petugas tetap tenang, sabar memperlakukan dengan sopan, tegas dan berani bila ada standar operasional prosedur (SOP) yang tidak dipatuhi penumpang. 

Pelayanan tidak membedakan ras, suku, agama, pendidikan, status sosial, jabatan, umur, jenis kelamin, dan pandangan politik, kecuali fasilitas menurut tiket kelas ekonomi, bisnis dan eksekutif.

SOP bagi penumpang, crewmaskapai, dan petugas bandara sejak sebelum, selama, dan sesudah terbang menjadi pedoman aturan yang harus ditaati dengan ketat demi kelancaran dan keselamatan perjalanan. Aturan penumpang harus datang paling lambat satu jam sebelum pesawat berangkat, tidak bisa ditawar lagi. Tentunya hal sudah diperhitungkan dengan seksama, cermat, teliti, estimati waktu, jadwal terbang, durasi penerbangan sampai tujuan. 

Begitu pula dengan barang bawaan penumpang, ada aturan untuk jenis, berat, semua di deteksi melalui alat x-ray untuk "menerawang" semua barang yang dibawa oleh penumpang. Pemeriksaan semakin ketat dan berlapis karena penerbangan itu harus steril dari barang-barang yang membahayakan bagi penerbangan.

Naik pesawat terbang menjadi pilihan favorit, selain harga bersaing dengan KA, bis, dan kapal laut, pelayanan prima, dengan segala kemudahan untuk membeli tiket, ceck in, dan memilih tempat duduk bisa secara online. Selain itu ada fasilitas standar seperti tempat duduk/kursi, perlengkapan keselamatan, free bagasi kabin seberat 7 kg, freebagasi 20 - 30 kg. Wifi gratis selama penerbangan, touch scren yang berisi informasi destinasi pariwisata, budaya, posisi perjalanan pesawat, lagu-lagu, film, hiburan yang semuanya itu sengaja disediakan agar penumpang semakin nyaman, aman, selama menempuh perjalanannya.

Profesionalisme crew pesawat yang handal dapat dirasakan oleh penumpang ketika pesawat take off, landingdan menghadapi kondisi darurat. Stamina dan kondisi fisik, psikis dari para crew pesawat menjadi sangat penting mengingat membawa penumpang ratusan orang terbang di udara. Keadaan cuaca menjadi barometer untuk keselamatan penerbangan pesawat, sehingga ada maskapai yang sering menunda, membatalkan, penerbangan cuaca yang tidak bersahabat, sangat mengganggu jarak pandang. 

Lebih baik maskapai memberi kompensasi sesuai aturan bila "terpaksa" ada keterlambatan untuk terbang dari pada sangat beresiko bila dipaksakan. Ketika ada penumpang yang kecewa, marah-marah, karena mengalami "delay" terlalu lama untuk terbang, semuanya dihadapi para staf dengan tetap tenang, santun, santun dan sabar.

Penumpang mempunyai banyak pilihan untuk terbang bersama maskapai yang terpercaya, profesional, tepat waktu, aman, nyaman. Harga tiket juga menjadi pertimbangan para penumpang yang akan bepergian dengan naik pesawat. Persaingan antar maskapai yang semakin ketat, membuat para manajemen terus melakukan inovasi, terobosan, perubahan dalam memberikan pelayanan kepada penumpang. 

Harga tiket yang dijual promo, murah, bahkan dengan Rp 0 rupiah bisa terbang ke berbagai tujuan di dalam dan di luar negeri, semakin menarik para penumpang untuk memanfaatkan jasa penerbangan. Tiket promo dan gratis itu dijual pada periode tertentu, tanpa mengurangi kualitas pelayanan dan fasilitas yang disediakan. Hal ini tentu menjadi pertimbangan para penumpang untuk memilih sebagai moda angkutan udara yang dapat mengantarkan perjalanan ke berbagai tujuan dengan waktu yang lebih cepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun