Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kompasiana Wadah bagi Penulis Pemula

5 Maret 2018   08:42 Diperbarui: 5 Maret 2018   08:56 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bergabung dengan Kompasiana sejak tanggal 30 Maret 2010, baru mencoba untuk menayangkan tulisan pertama tanggal 31 Desember 2010. setelah itu "vakum" selama delapan (8 ) tahun. Alasan kesibukan menjalankan rutinitas kerja, lupa "pasword", dan belum mempunyai waktu luang yang pas untuk menulis, menjadi kendala untuk menayangkan tulisan secara rutin. 

Setelah mencoba-coba untuk memperbaiki profil (maklum generasi gaptek/gagap teknologi), memasang foto pofil dan mengubah cover, mulai tanggal 8 Februari 2018 kembali menayangkan tulisan yang sedang menjadi uneg-uneg agar diketahui oleh banyak orang. Diluar dugaan tulisan yang ditayangkan itu menjadi "head line"dan "pilihan" editor. 

Bangga, tersanjung karena melihat foto dan judul tulisan terpampang di kompasiana.com. Perasaan ini pernah saya rasakan ketika ada tulisan yang dimuat di kolom "Opini" harian Kompas tahun 1998, setelah mengirimkan puluhan tulisan yang selalu dikembalikan dengan alasan:"tidak mempunyai halaman untuk memuatnya". Artinya ada tulisan yang lebih baik dan layak muat, namun tetap semangat untuk terus mencoba menulis dan mengirim. 

Masih ingat pesan dosen Fakultas Hukum UGM, Deny Indrayana yang mengatakan:"kalau mau menulis, menulis saja jangan pernah berpikiran untuk dimuat karena kalau tidak dimuat nanti kecewa".Akhirnya, semangat menulis muncul, sehingga berpedoman "dimuat atau tidak yang penting menulis dan menulis", selain untuk memenuhi angka kredit (mendapatkan point) dan bila dimuat media massa, majalah, jurnal (mendapatkan koin).

Ada perbedaan yang menyolok tulisan di kolom opini Kompas cetak dengan kompasiana.com. Untuk bisa dimuat di kolom opini Kompas cetak, saingannya sangat berat dan ketat (para politisi, jurnalis, budayawan, tokoh nasional, akademisi, dan nama-nama yang sudah terkenal atau lulusan dari perguruan tinggi ternama). Selain itu artikel yang masuk untuk kolom opini Kompas setiap hari rata-rata 60 - 80 an, yang dimuat maksimum empat (4), tulisan. Ada kriteria umum untuk artikel Kompas (Redaksi Kolom Opini Kompas), yaitu:

  1. Asli, bukan plagiasi, bukan saduran, bukan terjemahan, bukan sekadar kompilasi, bukan rangkuman pendapat/buku orang lain .
  2. Belum pernah dimuat di media atau penerbitan lain termasuk Blog, dan  juga tidak dikirim bersamaan ke media atau penerbitan lain.
  3. Topik yang diuraikan atau dibahas adalah sesuatu yang actual, relevan, dan menjadi persoalan dalam masyarakat.
  4. Substansi yang dibahas menyangkut kepentingan umum, bukan kepentingan  komuninas tertentu, karena Kompas adalah media umum dan bukan majalah  vak atau jurnal dari disiplin tertentu.
  5. Artikel mengandung hal baru yang belum pernah dikemukakan penulis  lain, baik informasinya, pandangan, pencerahan, pendekatan, saran,  maupun solusinya.
  6. Uraiannya bisa membuka pemahaman atau pemaknaan baru maupun inspirasi atas suatu masalah atau fenomena.
  7. Penyajian tidak berkepanjangan, dan menggunakan bahasa populer/luwes  yang mudah ditangkap oleh pembaca yang awam sekalipun. Panjang tulisan  3,5 halaman kuarto spasi ganda atau 700 kata atau 5000 karakter (dengan  spasi) ditulis dengan program Words.
  8. Artikel tidak boleh ditulis berdua atau lebih.

Sedang untuk kompasiana.com tidak ada ketentuan yang seperti diatas, karena benar-benar memberi wadah untuk penulis pemula. Walaupun diakui penulis di kompasiana.com ternyata orang-orang yang sudah malang melintang di dunia jurnalistik, penulis senior yang produktif. Namun minimum untuk eksistensi seseorang,  menulis di kompasiana.com ini menjadi pilihan untuk dipertimbangkan. 

Alasannya, pembaca dari berbagai kalangan yang berada di seluruh penjuru dunia. Ini salah satu kelebihan media digital, bisa dibaca kapan dan dimanapun asal terkoneksi dengan jaringan internet dan ada personal computeratau smartphone, jadi lebih praktis, ekonomis, efisien, mudah dan murah. Semua bisa diperoleh secara gratis, tidak perlu berlangganan bulanan seperti media cetak.  

Kenapa orang tertarik menulis di kompasiana.com walau tidak mendapat honor ?. Bagi saya secara pribadi, ada honor atau tidak itu bukan tujuan utama, karena bisa menyalurkan ide/gagasan di media yang dapat dibaca oleh banyak orang sudah menjadi "sesuatu" yang sangat berharga. Walaupun di kompasiana ini sering ada program-program istimewa yang ditawarkan oleh pihak pengelola/editor. 

Gaya bahasa yang ilmiah populer lebih menyenangkan dibandingkan ketika menulis untuk memenuhi angka kredit (kum), yang terikat oleh "template" baku. Koreksi dan catatan tim penilai yang "sok arogan", sering mematahkan semangat menulis. Apalagi hanya dibaca judul dan langsung berkomentar:"apa ini tulisan tidak mutu", langsung di drop, tidak diberi nilai (point), padahal "oknum" tim penilai itu tidak mempunyai kompetensi di bidang yang dinilai dan tidak pernah menulis, kalaupun, menjadi tim penilai karena "status jabatannya".  Selain itu, gaya selingkung dalam karya karya ilmiah (proposal penelitian, laporan penelitian, buku, call for paper, makalah, TOR, dan lain-lain), menjadi syarat utama yang harus diperhatikan. 

Sebagai kompasianer pemula dapat menulis secara rutin di blog kompasiana.com, yang mempunyai slogan "Beyond Blogging", sebelumnya "Sharing and Conecting", sudah menjadi "hiburan" dan energi penambah semangat, ketika tulisannya menjadi "headline" dan pilihan editor. Dari 15 tulisan, ada 5 menjadi "headline", dan 13 pilihan, walau tidak pernah tahu bagaimana kriterianya oleh editor yang menentukan, itu tidak penting. Kompasianer pemula sudah "tercetang warna hijau/teridentivikasi secara sah" angka statistiknya selalu bertambah, sehingga profilnya mendapat status "debutan"atau pemula, sudah menjadi hiburan yang membanggakan dan menyenangkan. Belum lagi acara temu darat antar kompasianer yang diisi dengan berbagai kegiatan positif. Pokoknya bergabung di kompasiana.com tidak ada ruginya, wawasan jejaring semakin bertambah setiap waktu.

Yogyakarta, 5 Maret 2018 pukul 08.08

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun