Jadi pustakawan utama yang bisa mencapai puncak karir ada faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi. Bila ada pustakawan yang berprestasi tingkat nasional sampai 2 (dua) kali, dan "terganjal" menuju pustakawan utama sudah bisa ditebak, ada faktor luar yang dominan untuk "menggagalkan". Walaupun jenjang pustakawan utama disebut dalam Permenpan dan RB No.9 Tahun 2014, kalau ada pihak dari luar secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional menggagalkan, apa yang bisa diperbuat oleh pustakawan ?
Kalau perjalanan untuk menuju puncak pustakawan utama yang panjang, jauh, sepi, dan tanpa iming-iming materi, tapi tetap mempunyai semangat tinggi untuk meraih puncak, apakah ini bisa disebut pustakawan utama sekedar meraih uang dan nafsu jabatan? Padahal dengan pustakawan utama di suatu institusi dapat bermanfaat untuk meningkatkan "prestige" dan akreditasi nasional dan internasional. Diakui atau tidak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI