Beberapa hari ini kampung saya diguyur hujan lebat. Pekarangan tidak lagi berdebu. Selama musim kemarau tanah tersebut kering sampai pecah-pecah. Banyak tanduran yang mati karena hama dan kurang penyiramanÂ
Yang paling saya suka jika musim hujan tiba adalah tanaman kenikir tumbuh subur dengan sendirinya tanpa menanam ulang.Â
Namun sayang, musim hujan sekarang pekarangan terutama tegalan masih semrawut oleh matrial bangunan. Kenikir pun tidak tumbuh beraturan, bahkan ada segerombolan kering, mati. Saya tidak bisa memetiknya  karena terhalang seng bekas.Â
Tanaman Kenikir
Bagai orang Jawa daun kenikir tidak asing lagi. Sebagian dari kita mungkin ada yang mengenalnya dengan nama Ulan raja. Tanaman jenis perdu ini banyak tumbuh di dataran rendah dengan nama latin Cosmos Coudatus.Â
Tanaman yang berasal dari Amerika ini memiliki tinggi sekitar 75-100 cm dengan  batang kecil, tetapi cukup kuat menopang banyak cabang dan daun.
Cara Menanam Tanaman Kenikir
Tidak sulit budidaya tanaman perdu satu ini. Kita cukup menyediakan media dan benih. Benih berasal dari biji yang sudah tua. Untuk mendapatkannya bisa membeli di toko pertanian atau toko online.
Jika ingin memilih biji kenikir sendiri bisa ambil biji yang sudah tua, kering dan masih menempel di pohonnya.
Saat hendak menabur benih, biji kenikir tidak perlu direndam, cukup disebar di lahan yang  teduh. Benih akan mengeluarkan tunas sekitar 4-11 hari. Setelah 35-63 hari dari masa tanam, daun kenikir bisa dipanen.Â
Untuk pekarangan sempit kita bisa membuat persemaian dan menanam di pot, polibag atau tempat lain yang sudah dilubangi bagian bawahnya.Â
Oleh karena pekarangan cukup luas, saya menanam kenikir di bagian belakang rumah dekat pohon nangka. Lahan yang digunakan hanya sekitar 2 meter. Sebelum benih ditabur tanah dicangkul agar gembur.