"Bapake pun mulai giling?" (Bapaknya sudah mulai giling?)Â
Atau, "Pun giling toh, kapan masuk kerjanya?"
Oleh karena desa kami dekat dengan PG, banyak warga bekerja musiman di sana, termasuk bapak mertua saya dulu.
PG. Rejo Agung yang beralamat di Jl. Yos Sudarso mulai beroperasi atau kami menyebutnya giling sekitar bulan Mei.
Warga yang dipanggil kerja sebelumnya akan melaksanakan tasyakuran pengangkat kerja. Jika dana cukup akan mengundang tetangga satu RT ke rumahnya untuk kirim doa dan makan-makan. Jika anggaran terbatas atau tidak ingin repot, makanan cukup diantar kepada kerabat, tetangga kiri kanan.Â
Sajian pengangkat kerja tersebut berupa nasi, uraban, botok tempe, telur rebus, jenang/bubur merah, putih. Sebelum makanan dibagikan, keluarga akan berdoa untuk kelancaran, keselamatan pekerja.Â
Pekerjaan di pabrik gula berat dan pekerja rentan mengalami kecelakaan. Setiap hari ada puluhan truk membawa tebu masuk ke pabrik untuk digiling menjadi gula pasir.Â
Meski saya tidak pernah masuk ke area pabrik, tetapi mesin dan tabung pengelolaan tebu terlihat dari jalan raya. Ketika melihat pemandangan tersebut betapa kecil tubuh manusia.Â
Aktivitas giling di PG. Rejo Agung akan berakhir sekitar bulan Oktober. Pekerja bagian produksi dan bagian tertentu akan diberhentikan sementara. Saya pun sering mendapat makanan resign berupa beberapa kilogram gula pasir dari tetangga yang bekerja di PG. Kalau sudah mendapat gula pasir pertanda tetangga tersebut resign dan menunggu bulan Mei untuk bekerja kembali.
Akhir Kata
Tradisi pengangkat kerja bukan saja dilaksanakan oleh warga yang akan bekerja di PG. Warga yang mendapat pekerjaan lain pun melaksanakan tradisi tersebut. Tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur dan mohon doa dari kerabat, tetangga agar pekerjaannya lancar, berkah.Â