Ketika melewati jalan kampung, ada beberapa petak tanaman padi roboh. Fenomena ini tidak aneh bagi petani. Mereka selalu dihadapkan pada permasalahan yang sama. Akan tetapi kasus kali ini berbeda, beredar rumor jika tanaman padi yang roboh tersebut benihnya dari subsidi.
Benih Subsidi
Berdasarkan informasi dari sebagian petani, sebelum masa tanam kedua ada subsidi benih padi sebanyak 5 Kg. Benih tersebut dibandrol Rp5.000, jadi per kilogramnya Rp1.000. Pastinya dengan harga murah tersebut ada beberapa petani yang tergiur.Â
Mereka pun menggunakan benih tersebut. Alhasil menjelang panen tanaman padinya roboh, padahal tidak ada angin, tidak juga hujan.
"Benih subsidi varietasnya apa, Mbak?" tanya saya kepada pemilik tanaman padi roboh.
"Inpari 33, Mbak," jawabnya.
Untuk kelebihan dan kekurangan inpari 33, saya tidak begitu memahami karena tidak pernah menggunakannya. Akan tetapi dari peristiwa tersebut mendorong saya mencari tahu keunggulan Inpari 33.
Benih padi adalah cikal bakal untuk menghasilkan turunan yang bagus dan banyak, jadi harus selektif dan ketat dalam pemilihan benih.Â
Penyebab tanaman padi roboh jelang panen bukan karena varietas saja, banyak faktor yang memengaruhinya. Selengkapnya untuk penyebab tanaman rebah ada di sini.
Mengenal Varietas Inpari 33
Inbrida Padi Sawah Irigasi atau Inpari dikembangan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi. Ada banyak Inpari yang dicintai petani karena keunggulannya, salah satunya Inpari 33 yang dilepas pemerintah pada tahun 2013.
Inpari ini cocok ditanam di wilayah dataran rendah sampai ketinggian 600 mdpl. Petani menyukai Inpari 33 karena tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, 2 dan 3.
Jika menengok keunggulannya, jenis ini tidak menyebabkan batang padi roboh. Bisa dikatakan varietasnya unggul dengan hasil produksi rata-rata 6,6 ton/ha GKG.
Penyebab Tanaman Padi Rebah di Musim Kemarau
Meski padi  turunan Ciherang banyak keunggulan, tidak menutup kemunginan rebah jelang panen. Hal ini dipengaruhi banyak faktor, salah satunya pemupukan yang tidak tepat, cuaca, jenis varietas.
Pada musim kemarau atau musim panen kedua, cuaca cukup bagus. Namun, tidak bisa dipastikan baik-baik saja bagi tanaman padi. Hal ini tergantung pada perawatan, pemupukan.Â
Dalam perawatan, terkadang sebagian petani terlalu fokus pada hasil panen.Â
Untuk meningkatkan hasil panen, petani menggunakan pupuk urea lebih banyak. Hal ini melihat fungsi dari urea yang dapat menambah jumlah anakan, bulir yang gemuk, daun segar dan tunas tinggi. Jika batang tidak kuat menopang bulir padi yang genuk, lebat, tidak ada hujan dan angin pun batang akan rebah.
Sebaiknya gunakan pupuk urea sesuai rekomendasi dan berimbang. Selain itu gunakan pupuk organik. Penggunaan pupuk organik dapat membantu pertumbuhan akar, daun juga memperkuat batang.
Jika sudah menggunakan varietas yang tepat, perawatan berimbang, tetapi tanaman padi masih rebah, sebaiknya segera dipanen secara manual. Jika masih menunggu tua, petani biasanya melakukan pengikatan dan menghentikan pengairan.
Akhir KataÂ
Pada dataran rendah yang rentan muncul angin, disarankan menggunakan varietas berbatang tidak terlalu tinggi. Misalnya  Inpari 33 yang tumbuh dengan ketinggian sekitar 93 cm. Ada juga Inpari 42, Inpari 16, Inpari 32 dan lain-lain.
Pada intinya sebelum menanam padi kenali dulu keunggulannya dan kekurangannya. Mengenal varietas padi bisa melalui penyuluh pertanian atau media pertanian. Tulisan ini semata-mata pandangan dan pengalaman pribadi, jadi tidak bisa dijadikan rujukan dalam bertani apalagi untuk meningkatkan hasil produksi. Â
Untuk varietas padi yang biasa ditanam di wilayah saya adalah sebagaimana telah ditulis di bawah ini:Â
Terima kasih telah singgah. Salam sehat dari Madiun.
***
Bahan rujukan
https://distanak.beraukab.go.id/Artikel/artikel_detail/cegah-rebah-pada-tanaman-padi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H