Meski padi  turunan Ciherang banyak keunggulan, tidak menutup kemunginan rebah jelang panen. Hal ini dipengaruhi banyak faktor, salah satunya pemupukan yang tidak tepat, cuaca, jenis varietas.
Pada musim kemarau atau musim panen kedua, cuaca cukup bagus. Namun, tidak bisa dipastikan baik-baik saja bagi tanaman padi. Hal ini tergantung pada perawatan, pemupukan.Â
Dalam perawatan, terkadang sebagian petani terlalu fokus pada hasil panen.Â
Untuk meningkatkan hasil panen, petani menggunakan pupuk urea lebih banyak. Hal ini melihat fungsi dari urea yang dapat menambah jumlah anakan, bulir yang gemuk, daun segar dan tunas tinggi. Jika batang tidak kuat menopang bulir padi yang genuk, lebat, tidak ada hujan dan angin pun batang akan rebah.
Sebaiknya gunakan pupuk urea sesuai rekomendasi dan berimbang. Selain itu gunakan pupuk organik. Penggunaan pupuk organik dapat membantu pertumbuhan akar, daun juga memperkuat batang.
Jika sudah menggunakan varietas yang tepat, perawatan berimbang, tetapi tanaman padi masih rebah, sebaiknya segera dipanen secara manual. Jika masih menunggu tua, petani biasanya melakukan pengikatan dan menghentikan pengairan.
Akhir KataÂ
Pada dataran rendah yang rentan muncul angin, disarankan menggunakan varietas berbatang tidak terlalu tinggi. Misalnya  Inpari 33 yang tumbuh dengan ketinggian sekitar 93 cm. Ada juga Inpari 42, Inpari 16, Inpari 32 dan lain-lain.
Pada intinya sebelum menanam padi kenali dulu keunggulannya dan kekurangannya. Mengenal varietas padi bisa melalui penyuluh pertanian atau media pertanian. Tulisan ini semata-mata pandangan dan pengalaman pribadi, jadi tidak bisa dijadikan rujukan dalam bertani apalagi untuk meningkatkan hasil produksi. Â
Untuk varietas padi yang biasa ditanam di wilayah saya adalah sebagaimana telah ditulis di bawah ini:Â
Terima kasih telah singgah. Salam sehat dari Madiun.
***