Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Wisata Bukit Sekunir dan Fakta Unik Anak Rambut Gimbal Dieng

27 Juni 2024   11:16 Diperbarui: 27 Juni 2024   19:14 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu masuk Candi Arjuna. (Dokumentasi pribadi)

Tiba di pos satu sekitar pukul 04.15 WIB. Di sana kita jeda sebentar untuk salat subuh. Jangan khawatir pos satu dilengkapi toilet, tempat wudu juga musala panggung yang cukup menampung 50 jamaah. Kita siapkan uang terbaik untuk mengapresiasi penjaga toilet. Tarif terendah Rp3.000.

Pantang menyerah, para pelancong lanjut ke puncak Sekunir meski gelap dan udara cukup dingin.Setelah lima belas menit berjalan, kami sampai di puncak Sekunir. 

Masyaallah kebesaran Allah Swt. atas ciptaan-Nya benar-benar sempurna. Meski tidak mendapat gold sunrise, perubahan warna langit dari gelap hingga terbitnya matahari secara perlahan tampak indah. Saya mendengat decak kagum dari para pendaki. 

Anak-anak di puncak Bukit Sekunir. (Dokumentasi pribadi)
Anak-anak di puncak Bukit Sekunir. (Dokumentasi pribadi)

Tepat pukul 07.00 saya turun dan kembali istirahat sejenak di bibir panggung musala. Sambil menunggu anak-anak berfoto saya ngobrol dengan penjaga toilet gara-gara mendengar gerutunya.

"Kadang ada saja pengunjung selesai dari kamar mandi tidak bayar, air kran dibiarkan mengalir. Aduh bawanya dari bawah berat," gerutunya. 

Saya yang mendengar keluhannya jadi tertarik menimpali. "Oh bukan sumur gali, Pak?" 

"Bukan, Mbak. Pagi saya naik sambil bawa air." Dia lalu cerita banyak tentang pekerjaannya sebagai penjaga toilet Bukit Sekunir. Meski setiap harinya mendapat 20 persen dari pemasukan toilet, dia bekerja hampir 11 tahun. 

Wah berat sekali pekerjaan penjaga toilet yang harus angkut air dengan mendaki ratusan tangga. Jadi wajar saja jika ada yang ke toilet belum bayar ditagihnya. Wisatawan pun harus pengertian untuk memberi jasanya. 

Musala di pos Bukit Sekunir. (Dokumentasi pribadi)
Musala di pos Bukit Sekunir. (Dokumentasi pribadi)

Obrolan tidak berhenti sampai soal pekerjaannya. Dia pun cerita tentang anak berambut gimbal. Fakta ini menjadi rahasia umum. Beberapa anak mengalami pertumbuhan rambut yang tidak biasa. Konon anak yang berambut gimbal adalah titisan tokoh Dieng, Kiai Kolodate. Sumber lain mengatakan tokoh tersebut adalah Nyai Roro Ronce. 

Ilustrasi pemotongan rambut gimbal. (Foto dari Kompas, dokumen Pemprov Jateng)
Ilustrasi pemotongan rambut gimbal. (Foto dari Kompas, dokumen Pemprov Jateng)

Anak Rambut Gimbal (Gembel) Dataran Tinggi Dieng

"Bel belot, dagingnya alot." Kalimat itu diucapkan seorang warga asli Desa Sembungan ketika bertemu di Bukit Sekunir, Pak Tamik sapaannya. Dia bekerja sebagai penjaga toilet. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun