"Kenapa Bude A, Mbak C dikasih, dia tidak pernah datang ke sini, walaupun Mbah putri sakit?"
Saya tertegun, selama ini anak saya yang sekarang sudah remaja bisa menilai siapa yang memperhatikan neneknya, siapa yang tidak.
"Sejak dulu, meski mereka tidak ke sini, mamah selalu mengantarkan uang ini. Lambat laun juga mereka akan mengakui kita kerabatnya. Ini kan mereka sudah ke sini meski jarang. Tak baik juga sering-sering berkunjung, mereka sibuk, kita sibuk."
Sebenarnya antara saya, suami tidak ada masalah dengan kerabat yang seperti memusuhi. Namun, mereka merasa ada masalah dengan ibu mertua. Saya pura-pura tidak tahu dan tetap setiap tahun mengantar makanan dan uang.
Dengan demikian, lambat laun hatinya akan luluh dan mau silaturahmi dengan mertua lagi. Setelah hati mereka melunak, ketika lebaran, suami menjemputnya, meski satu tahun sekali.
Suami pun menata ibunya agar tidak ada dendam. Ketika kerabat ini sakit dan ingin meminta maaf kepada ibu mertua, suami mengajak ibu ke rumahnya. Momen ini menjadi hari yang membahagiakan. Inilah hikmah dari beramal kepada kerabat yang memusuhi.Â
Semoga bermanfaat. Terima kasih telah singgah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H