Bulan Ramadan identik dengan buka bersama atau bukber. Pada umumnya bukber dilaksanakan dengan teman sekolah, teman bisnis, kerabat. Bukber sering juga diadakan di rumah makan, kafe yang sifatnya mewah, wah.Â
Tak ada salahnya mengikuti tradisi, karena bukber dapat mempererat tali silaturahmi, bisa juga memperkuat bisnis. Namun, sebelum menjawab yes ajakan bukber teman lama, sebaiknya pertimbangkan hal berikut:
1. Manfaat
Setiap melaksanakan kebaikan tentunya berharap mendatangkan kemanfaatan. Begitu juga dengan bukber bersama teman. Â Namun, pernah kita berpikir jika bukber di restoran mahal bersama teman-teman akan ada kebaikannya?Â
Berkaca dari pengalaman anak saya yang sering bukber bersama teman lamanya. Bukber hanya diisi dengan cekakak-cekikik, ghibah, makan, minum. Pulang mengeluh capek, salat tarawih terlambat. Ini mungkin bukber ala-ala anak remaja. Apa bukber kalangan emak-emak, bapak-bapak sama?Â
Tentunya saya tidak bisa menilai, karena sejak hijrah ke Madiun, tidak pernah mengikuti bukber dengan teman lama. Saya berpendapat tidak ada manfaatnya dengan pergi ke kampung halaman hanya untuk bukber.Â
Namun, ketika menerima undangan bukber, saya akan pertimbangkan manfaatnya apa. Hal ini bisa kita lihat dari tempatnya. Jika hanya sekadar makan bersama di rumah makan, lalu pulang tergesa-gesa mengejar waktu salat. Saya rasa tidak perlu hadir.Â
2. Izin suami atau istri
Ada ajakan bukber dari alumni sekolah? Bagi yang telah berkeluarga tentunya harus izin pasangan dulu. Jangan cekcok dengan pasangan gara-gara maksa hadiri bukber. Bukbernya jadi tidak berkah dong. Jika memungkinkan ajak juga pasangan hadir pada acara tersebutÂ
izin dari pasangan itu penting agar bisa menikmati suasana dengan tenang dan mendatangkan keberkahan.Â