Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Ibu dari 1 putri, 1 putra

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pertimbangkan Hal Berikut Sebelum Terima Ajakan Bukber dengan Teman

14 Maret 2024   15:18 Diperbarui: 14 Maret 2024   15:20 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bukber dengan teman. Foto by shutterstock

Bulan Ramadan identik dengan buka bersama atau bukber. Pada umumnya bukber dilaksanakan dengan teman sekolah, teman bisnis, kerabat. Bukber sering juga diadakan di rumah makan, kafe yang sifatnya mewah, wah. 

Tak ada salahnya mengikuti tradisi, karena bukber dapat mempererat tali silaturahmi, bisa juga memperkuat bisnis. Namun, sebelum menjawab yes ajakan bukber teman lama, sebaiknya pertimbangkan hal berikut:

1. Manfaat

Setiap melaksanakan kebaikan tentunya berharap mendatangkan kemanfaatan. Begitu juga dengan bukber bersama teman.  Namun, pernah kita berpikir jika bukber di restoran mahal bersama teman-teman akan ada kebaikannya? 

Berkaca dari pengalaman anak saya yang sering bukber bersama teman lamanya. Bukber hanya diisi dengan cekakak-cekikik, ghibah, makan, minum. Pulang mengeluh capek, salat tarawih terlambat. Ini mungkin bukber ala-ala anak remaja. Apa bukber kalangan emak-emak, bapak-bapak sama? 

Tentunya saya tidak bisa menilai, karena sejak hijrah ke Madiun, tidak pernah mengikuti bukber dengan teman lama. Saya berpendapat tidak ada manfaatnya dengan pergi ke kampung halaman hanya untuk bukber. 

Namun, ketika menerima undangan bukber, saya akan pertimbangkan manfaatnya apa. Hal ini bisa kita lihat dari tempatnya. Jika hanya sekadar makan bersama di rumah makan, lalu pulang tergesa-gesa mengejar waktu salat. Saya rasa tidak perlu hadir. 

2. Izin suami atau istri

Ada ajakan bukber dari alumni sekolah? Bagi yang telah berkeluarga tentunya harus izin pasangan dulu. Jangan cekcok dengan pasangan gara-gara maksa hadiri bukber. Bukbernya jadi tidak berkah dong. Jika memungkinkan ajak juga pasangan hadir pada acara tersebut 

izin dari pasangan itu penting agar bisa menikmati suasana dengan tenang dan mendatangkan keberkahan. 

3. Anggaran untuk bukber

Ketika ada undangan bukber, pertimbangkan juga anggaran. Apa semua yang kita konsumsi dari panitia atau bayar masing-masing. Kalau iuran sebaiknya pertimbangkan dananya cukup tidak. Kalau satu, dua kali bukber dengan biaya sendiri, tidak masalah. Jika sampai 7 hari atau lebih? Rasanya pemborosan. 

Saya kira bukber tidak terjadi satu, dua kali. Saya sering melihat teman berbagi cerita, hari ini bukber dengan teman SD, berikutnya teman SMP, SMA, kuliah. Lalu teman satu geng saat sekolah, teman kantor, organisasi, koperasi dan lain sebagainya. Jika semua berapa biaya yang harus dikeluarkan?  

Jika dana tidak cukup, sebaiknya pertimbangkan untuk bukber dengan bayar masing-masing. Bukan pelit, tetapi hemat.  Silaturahmi bisa terjalin dengan cara lain. Misalnya saling berkunjung dengan membawa hampers.  Tampa membawa hampers pun, silaturahmi tetap sah.  

Akhir Kata

Tradisi bukber tidak wajib, kita boleh menolak undangan, boleh juga hadir. Akan tetapi jangan dipaksakan hadir karena ingin diakui teman oleh mantan, kawan. Pikirkan untuk memiliki teman sedikit tetapi bermanfaat. 

Jika kita punya dana cukup, mendingan kita mengundang teman, kerabat untuk bukber di rumah. Suasana lebih akrab. Ada ceramah, santunan anak yatim.

Bayangkan ketika kita makan bersama di restoran mahal, tertawa. Sementara ada anak yatim, duafa yang belum buka puasa. Ada tukang parkir restoran yang menelan air  ludah melihat kita menyuap makanan dengan nikmatnya. Bayangkan juga, suami, anak-anak menyiapkan menu buka puasa sendiri. 

Itu sebabnya saya tidak suka bukber di luar rumah dengan teman. Saya lebih memilih mengundang anak-anak yatim dan keluarganya ke rumah untuk bukber. Makan bersama, salat magrib berjamaah, mendengarkan ceramah bersama. Menikmati rezeki bersama-sama dengan bahagia. 

Terima kasih telah membaca. Selamat berpuasa.  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun