Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani N dideso

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Hadiri Arisan RT, Cara Caleg Berkampanye

29 Januari 2024   04:41 Diperbarui: 29 Januari 2024   07:28 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cara caleg berkampanye. Foto hasil tangkap layar dari kompas.id/Fakhri Fadlurrahman

"Ke Majalengka kapan? Bentrok gak dengan acara Bu Dewan? Dia kan mau ngundang warga ke rumahnya," ujar adik ipar suatu pagi di halaman belakang rumah.

Bu Dewan salah seorang warga dusun kami yang menjadi anggota DPRD Kabupaten Madiun periode 2019-2024. Kami biasa memanggilnya Bu Dewan.

"Belum ada undangan, saya mudik hari Selasa. Emang dia mau ngadain acara apa?"

Adik ipar bukannya menjawab pertanyaan saya, malah membuka ponselnya dengan terburu-buru. Tak lama kemudian dia berkata, "Oh tidak bentrok, dia nyaleg lagi, biasa kampanye." 

Saya segera membuka ponsel sesaat tiba di rumah. Mungkin saja ada undangan khusus dari Bu Dewan. Hehehe ternyata tidak ada, begitu juga di grup RT, tidak ada undangan untuk hadir ke rumahnya. 

Namun, sejak ipar memberi tahu hajat Bu Dewan yang akan mencalonkan diri lagi tahun 2024, warga sudah ramai membicarakannya, terutama ibu-ibu di warung saat belanja.

"Bu Dewan engko malam Minggu di RT 19," kata salah seorang warga di warung. 

"Gak jadi di rumahnya?"

"Dia yang muter ke tiap RT." 

Dari jawaban itu berarti Bu Dewan tidak mengundang warga ke rumahnya, melainkan dia yang hadir ke warga secara bergantian. 

Berita santer juga dia akan datang bertepatan dengan arisan bapak-bapak. Arisan RT di dusun kami antara bapak dan ibu terpisah, tetapi setiap arisan khusus bapak-bapak yang sering hadir malah istrinya.

Baliho salah satu cara caleg berkampanye. Foto dokpri
Baliho salah satu cara caleg berkampanye. Foto dokpri

Arisan Cara Caleg Berkampanye

Sejak masa kampanye resmi dimulai tanggal 28 November 2023, seluruh caleg memulai tahapan penting ini. Termasuk caleg di desa saya tinggal.

Kampanye bagi para caleg merupakan tahapan yang krusial, di mana pada masa ini mereka mengenalkan visi, misinya kepada calon pemilih. 

Berbagai cara dilakukan untuk berkampanye, di antaranya iklan di media massa baik elektronik ataupun cetak. yang jarang dilakukan para caleg adalah datang langsung menemui warga melalui arisan RT.

Sebagai contoh pada Pemilu tahun 2019, dari sekian banyak caleg, ada satu caleg yang berkampanye langsung ke warga, yakni Bu Dewan yang saya sebutkan di atas. Bu Dewan melakukan kampanye dengan mengenalkan diri, visi, misi, pemikiran kepada warga saat arisan RT. 

Untuk caleg lama, seperti Bu Dewan mungkin tidak begitu sulit untuk kampanye di kampung sendiri karena warga sudah mengenalnya. Akan tetapi tidak semua warga, terutama yang sepuh mengenalnya karena dia termasuk generasi millenial. Juga tidak semua orang menerima ide, pemikiran satu orang. Penting bagi Bu Dewan membuktikan keseriusannya.

"Jika tidak memilih saya juga tidak apa-apa, tetapi jangan memengaruhi orang lain dengan isu." Begitu kalimat Bu Dewan ketika arisan di RT saya. 

Perkataan tersebut membuktikan bahwa tidak semua orang memilihnya. Saya berpikir tidak ada alasan untuk tidak memilih kembali Bu Dewan.

Periode 2019-2024, dia telah berhasil memperjuangkan suara rakyat terutama kampung di mana saya tinggal. Dia pun aktif mengikuti kegiatan desa, mulai dari senam, pengajian, pameran UMKM, Bantuan Sosial Terpadu (BST). Dia pun mengawal pembangunan desa agar transparan. 

Baliho yang ambruk diterpa angin. Foto pribadi/Sri RD
Baliho yang ambruk diterpa angin. Foto pribadi/Sri RD
Berkampanye dengan Baliho

Baliho termasuk alat peraga kampanye Pemilu 2024 yang pemasangannya telah diatur dalam PKPU Nomor 15 tahun 2023. 

Semua caleg dan timnya sudah tahu di mana dan seperti apa pemasangannya. Akan tetapi jika baliho terlalu besar dan terpasang di jalan utama, sangat berisiko bagi pengguna jalan.

Risiko baliho adalah tumbang dan mengenai pengguna jalan. Pemandangan pun tidak elok, terlebih jika baliho terpasang di pohon. Seperti di area jalan raya desa. Biasanya pemandangan sawah indah, hijau, karena banyak baliho, sebagian tumbang, pinggir jalan seperti sampah. Belum lagi baliho yang sobek. 

Saya perhatikan baliho bergambar Bu Dewan pun sobek tidak karuan di pintu masuk jalan ke kampung. Awalnya sedikit, lama-lama hampir 80 persen rusak dan itu masih dibiarkan. 

Saya lebih setuju caleg berkampanye melalui karya, bersosial baik dengan warga dan juga membagikan kalender. Sebab, kalender bisa bermanfaat bagi warga selama satu tahun. 

Terima kasih telah singgah, semoga Pemilu Februari aman, lancar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun