Pada umumnya petani di desa tidak memiliki alat ukur kadar air gabah. Kami hanya bisa melihat, meraba, merasakan. Petani bisa melihat secara fisik tingkat kematangan bulir padi. Jika masih kurang yakin bisa meremas malai dengan tangan atau menggigitnya.Â
Risiko pengeringan gabah saat musim hujan
Permasalahan yang dihadapi petani pasca panen di musim hujan adalah pengeringan. Pasalnya proses pengeringan gabah yang dilakukan petani secara tradisional, yakni dengan sinar matahari.Â
Pada musim hujan, cuaca cenderung tidak menentu, kadang mendung atau hujan mendadak. Hal ini tentunya memengaruhi proses pengeringan gabah.Â
Jika gabah tidak segera dijemur akan tumbuh jamur dan ini memengaruhi kualitas gabah kering giling. Beras yang dihasilkan pun kualitasnya buruk. Gabah dengan kualitas buruk, harga pun jatuh.
Menyiasati Pengeringan Gabah secara Tradisional saat Musim Hujan
Proses pengeringan gabah di kampung masih tradisional mengandalkan sinar matahari. Pada musim hujan pengeringan sering terkendala panas matahari yang kurang. Akibatnya proses pengeringan memakan waktu cukup lama. Yang biasanya 2 hari sudah kering, kalau musim hujan, satu kali ngeler gabah bisa 3-4 hari, itu pun jika dua hari panas terik.
Suatu musim saya pernah mengalami kewalahan dalam proses pengeringan. Tempat pengeringan yang telah siapkan tidak mampu menampung gabah dari sawah. Gabah basah bertumpuk-tumpuk di halaman gudang. Sementara cuaca tidak mendukung untuk menjemur padi.Â
Agar gabah tidak berjamur, berikut yang kami lakukan:Â