Data BPS, jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebanyak 25,90 juta orang. Dari data tersebut penduduk miskin perdesaan ada 14,16 juta orang, sisanya perkotaan.Â
Itu artinya penduduk yang tinggal di desa masih banyak berstatus miskin, di mana mata pencaharian mereka adalah petani.Â
Jurnal dan informasi di media sosial pun memperkuat kemiskinan petani terutama petani padi. Salah satunya adalah berita yang diangkat oleh CNBC berjudul "Pertanian RI Kurangi Kemiskinan, Tapi Petaninya Tetap Miskin!"10/05/2023.
Kita pun tentunya ikut miris di saat sektor pertanian mendorong mengurangi kemiskinan dan  memengaruhi pembangunan negeri ini, tetapi pelakunya tidak sejahtera.
Penyebab Kemiskinan pada PetaniÂ
Terlepas dari label dan berita tersebut di atas, seseorang dikatakan miskin jika tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan. Bisa juga kesejahteraannya kurang, mulai dari pendapatan, pendidikan dan kesehatan.Â
Kemiskinan petani tentu ada sebabnya dan itu bukan  karena kemalasan tetapi disebabkan oleh lahan yang sempit, utang terhadap rentenir, produktivitas padi rendah.Â
1. Lahan sempit
Tidak semua petani memiliki lahan yang luas. Bahkan Menteri BUMN, Erick Thohir sebut petani hanya memiliki tanah 300-500 meter persegi. Dengan luas tanah sempit, petani tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya, terutama pendidikan anak-anak. Â Dengan demikian kemiskinan akan diwariskan.Â
2. Utang terhadap rentenir
Rentenir bagi petani bagaikan napasnya, karena modal untuk bertani darinya, sehingga ketika panen, mau tidak mau harus bayar dengan bunga tinggi.
Jika tidak berhutang kepada rentenir, tengkulak adalah penolongnya. Hasil panen biasanya dijual kepada tengkulak untuk membayar utang. Saya menilai, ketika terjerat utang petani seperti gali lubang tutup lubang.
3. Hasil produksi rendahÂ
Hasil produksi rendah disebabkan banyak faktor, salah satunya adalah iklim, perawatan kurang maksimal atau bibit yang buruk.
Hasil produksi yang rendah atau bahkan gagal panen, petani akan semakin tak berdaya. Kemiskinan pun tak bisa dihindari.
Dari data BPS sejak September 2022 hingga Maret 2023 Â kemiskinan penduduk di perdesaan menurun 0,22 juta orang dari sebelumnya 14,38 juta orang. Namun, walaupun menurun, kemiskinan petani merupakan masalah faktual yang harus dicarikan jalan keluarnya.Â
Sebagai petani, saya memantau petani di desa nyaris tidak ada yang miskin. Mereka mampu menopang kebutuhan keluarganya, meski masih sederhana.Â
Berkaca dari pengalaman orang tua dulu sebagai petani miskin. Kami bisa menentukan langkah-langkah agar tidak mewarisi kemiskinannya.Â
 1. Menghindari utangÂ
Meski banyak bank menawarkan modal usaha, saya berusaha agar tidak meminjam modal.Â
Saya berpikir, karena hasil produksi padi tidak menentu, tidak ada yang diharapkan untuk membayar. Jika terlambat membayar, pihak bank, rentenir akan mengambil aset yang menjadi jaminan.
Mungkin pikiran saya primitif, tidak sama dengan petani atau pebisnis lainnya. Akan tetapi itulah fakta yang saya saksikan. Utang kepada rentenir dapat memiskinkan.
Lalu bagaimana petani mendapatkan modal untuk produksi padi kalau tidak meminjam kepada rentenir?Â
Di desa biasanya ada koperasi, begitu pun di rt ada uang simpan pinjam. Sebagian petani memanfaatkan itu untuk modal usaha. Sementara saya lebih memilih menyewakan sebagian lahan kepada petani lain. Uang sewa bisa untuk biaya tanam berikutnya.
 2.  Meningkatkan produksi padi
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, untuk meningkatkan produksi padi ada berbagai upaya, misalnya perawatan, bibit unggul, pupuk, ketersediaan air dan lain sebagainya.
Dengan meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan petani pun ikut meningkat, sehingga akan keluar dari kemiskinan.Â
 3. Investasi pendidikan anak
Kita harus punya tekad, jangan wariskan kemiskinan pada anak-anak. Untuk itu bekerja mencari tambahan untuk pendidikan anak.Â
Saya melihat banyak petani yang bekerja di luar sawah demi pendidikan anaknya. Misalnya jualan, pekerja bangunan, cari pasir di sungai dan lain sebagainya. Dengan demikian mereka setiap hari selalu mendatangkan uang.
Akhir Kata
Kemiskinan bukan harapan, tetapi jika sudah terjadi, hanya kita sendiri yang bisa mengubahnya. Bantuan pemerintah atau orang lain hanya sebatas meringankan.Â
Tetap berusaha dan berdoa agar kemiskinan ekstrem turun menjadi nol persen.
Terima kasih telah singgah, salam.
Terinspirasi dari 1
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI