"Saya itu ingin presiden 2024 bisa mendukung petani. Harga pupuk nonsubsidi terjangkau, harga harga jual hasil penen tinggi, biaya produksi rendah, subsidi pupuk ditambah."
Kata suami, "Mana ada? Yang ada semakin tinggi biaya produksi semakin tinggi pula harga jual hasil panen atau biaya produksi mahal, harga jual gabah rendah."Â
Waaah ... Impas saja berarti. Sepertinya petani disuruh miskin terus kalau konsepnya begitu. Lupakan saja, faktanya tidak ada petani miskin
Pilihan Capres dan Cawapres Berbeda dengan Pasangan, Bagaimana Menyikapinya?
Perbedaan pilihan dalam iklim demokrasi sering terjadi. Baik antara pasangan, teman, tetangga. Hal ini sering kali berdampak buruk dalam hubungan jika tidak disikapi dengan dewasa.Â
Paling berbahaya adalah ketika perbedaan itu dengan pasangan, anggota keluarga. Misalnya antara saya dan suami. Suami punya penilaian sendiri terhadap pilihannya. Saya pun demikian.Â
Malam itu saya mendesak suami untuk memberi alasan kenapa memilih capres Prabowo dan cawapres Gibran. Sikap saya tidak baik, karena jika terus mendesak dan suami tidak terima, ada kemungkinan dia marah, akhirnya pertengkaran pun terjadi.Â
Ketika ingat akan hal itu, saya diam. Saya tidak ingin terjebak dengan persoalan yang sebenarnya tidak perlu diperdebatkan. Tidak ada yang diuntungkan ketika mempertahankan satu pilihan. Yang menang tetap maju ke Istana tanpa memedulikan pertikaian rakyatnya sebagai pendukung.Â
Kita boleh saja fanatik akan pilihan, tetapi jangan sampai menyudutkan pasangan atau orang lain, sehingga terjadi pertikaian, putus silaturahmi, apalagi perceraian. Harus kita sadari adalah hubungan dengan keluarga, tetangga harus tetap utuh.
Kita pun harus yakin ketiga pasangan capres dan cawapres adalah orang pilihan. Mereka terbaik di Pemilu 2024. Siapa pun yang manang dalam Pemilu, mereka pantas meneruskan program Jokowi yang belum kelar dan melaksanakan programnya sesuai janji kampanye.
Berkaca dari Pemilu sebelumnya dan bagaimana sikap Prabowo ketika kalah dari Jokowi. Mereka saling dukung membangun negeri ini. Sebagai rakyatnya masa mau bertikai gara-gara fanatik mendukung salah satu capres dan cawapres?Â
Walaupun demikian, kita harus selektif memilih calon presiden. Tidak ada salahnya melek berita, cari tahu tentang calon pilihan karena satu suara sangat berarti.