Ini bukan sebuah misteri, faktanya tikus berkembang biak sangat luar biasa dengan cara vivipar atau melahirkan. Si betina mampu melahirkan 4 sampai 8 ekor dengan masa kehamilan sekitar 21-23 hari.
Dengan mengetahui reproduksi tikus, kita bisa melakukan pencegahan yang aman. Seperti memblokir akses, perangkap, menghilangkan sumber makanan.
Sumber makanan tikus di lahan pertanian tentunya padi. Kita bisa membuat mata rantai makanan. Rantai makanan adalah proses saling memakan antar makhluk hidup. Misalnya tikus makan padi, ular/burung makan tikus.Â
Ular
Tikus di sawah makin banyak, karena manusia sendiri banyak yang berburu ular, sehingga populasi ular habis. Padahal kita tahu ular sangat membantu petani untuk mengendalikan hama tikus.
Itu sebabnya ada 2 ekor ular di gubuk sawah krocoan. Ular tersebut sengaja disimpan oleh seseorang di sawahnya. Karena tidak ada tempat berteduh, gubuk saya jadi tempat bersarang dua ular tersebut.
Awal tahu ada ular di gubuk, keponakan kaget, saya pun tak berani ngisi pulsa listrik ke gubuk itu. Akan tetapi, lama-lama sudah terbiasa dengan keberadaan ular di gubuk itu, karena tidak semua ular berbisa dan berbahaya bagi manusia.Â
Selain ular petani juga membuat rumah burung hantu (Rubuha) serak jawa untuk membasmi hama tikus.
Burung Tyto atau Serak Jawa
Burung Tyto atau serak jawa dikenal sebagai burung hantu. Burung ini aktif pada malam hari yang tergolong hewan predator atau pemangsa.
Burung hantu ini memiliki kelebihan dalam memakan mangsanya, terutama tikus. Dengan struktur buku yang spesial, ia mampu memangsa tikus tanpa ada suara. Selian itu pendengarannya pun tajam, sehingga dapat mendengar suara tikus walaupun jauh. Juga dapat melihat dalam kegelapan.
Menurut Kementerian Pertanian, burung hantu mampu memakan tikus 6-8 ekor dalam semalam. Ini sangat efektif untuk membasmi hama tikus di sawah. Pun aman bagi lingkungan dan manusia.