Beberapa hari lalu, saya ke rumah teman yang bermukim di Ngawi. Sepanjang perjalanan saya mengagumi pesawahan yang hijau dan subur.
Namun, menurut bapak teman saya itu, di balik kesuburan tanaman padi tersebut, ada hama tikus yang susah dikendalikan. Dia sudah melakukan berbagai cara untuk membasminya. Namun tak kunjung berhasil. Sekarang petani menggunakan perangkap yang dialiri listrik atau setrum untuk mengendalikan hama tikus.
Saya sempat tersentak karena kita tahu setrum sangat berbahaya bagi manusia. Setiap tahunnya perangkap tikus listrik memakan korban. Itu sebabnya penggunaan setrum untuk membasmi tikus dilarang.
Kita masih ingat tahun 2022 sepanjang bulan Januari hingga Desember tercatat ada 8 orang meninggal dunia karena jebakan tikus beraliran listrik di Ngawi.Â
"Kalau sore listrik serempak menyala, itu artinya perangkap tikus sudah aktif," lanjut si Bapak.
Saya paham, setelah lampu menyala jangan ada manusia ke sawah karena sekelilingnya sudah dipasang setrum. Ini sebagai antisipasi agar tidak terjadi kecelakaan terhadap petani.Â
Bagaimana cara pengendalian hama tikus di pesawahan?
Tikus merupakan salah satu hewan pengganggu, baik di pemukiman warga, perkebunan ataupun pertanian.Â
Sebagai organisme pengganggu tumbuhan (OPT), tikus memengaruhi hasil panen. Itu sebabnya berbagai cara dilakukan petani untuk membasmi hewan satu ini.
Namun, dengan dibasmi, dibunuh, keberadaan tikus malah semakin banyak. Hewan ini secara bergerombol merusak tanaman. Seperti suatu mistik, jika membunuh satu ekor, akan tumbuh seribu ekor.Â