Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

3 Cara Saya Mengelola Lahan Pertanian Saat Musim Kemarau

4 Oktober 2023   21:14 Diperbarui: 6 Oktober 2023   17:18 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sawah kroco'an ditanami padi saat musim kemarau. Foto dokpri

Musim tanam kedua atau gadu selesai pada bulan Juli 2023. Saat itu hujan sudah tidak turun. Kami pun segera ancang-ancang untuk tanam ketiga.

Musim tanam ketiga ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan terjadi fenomena El Nino. Di mana akan terjadi kekeringan yang cukup lama.

Mengetahui dampak kekeringan akan terjadi pada bulan Juli-Oktober. Kami berusaha waspada dalam mengelola lahan pesawahan. Caranya dengan membagi lahan untuk tidak ditanami satu jenis tanaman. Kami mengelola lahan sesuai ketersediaan air.

Cara pembagiannya adalah, beberapa petak sawah kroco'an ditanami padi. Sawah etan ratan ditanami kacang hijau, sedangkan sawah kulon ratan (barat jalan) disewakan tahunan dan pertelon.

Cara Mengelola Lahan Pertanian pada Musim Kemarau

Seperti kita ketahui sejak awal tahun 2023, BMKG telah mengumumkan, sebagian wilayah di Indonesia akan mengalami kekeringan. Wilayah tersebut salah satunya adalah Jawa Timur.

Kekeringan akibat El Nino sangat kuat terhadap dunia pertanian, karena air adalah sumber kehidupan bagi tanaman selain makhluk hidup lainnya.

Ketika musim panen kedua, kami harus membuat langkah agar usaha tani kami tidak merugi. Langkah kecil ini bisa menjadi pilihan petani, biak yang lahannya sedikit atau banyak.

Berikut ada 3 cara mengelola lahan pertanian pada musim kemarau agar saya tidak mengalami kerugian:

1. Menanam padi

Menanam padi saat musim kemarau sama seperti pada musim hujan, hanya saja lebih ekstra dalam perawatannya. 

Selain harus memilih benih varietas tahan panas juga memastikan ketersediaan air, pupuk, pestisida dan bahan lainnya. Pastinya biaya pun membengkak. Namun, hal ini sebanding dengan harga gabah di pasar.

Bisa dipahami karena musim kemarau termasuk musim paceklik. Di mana ketersediaan gabah kering minim.

Namun, menanam padi saat musim kemarau apalagi menghadapi fenomena El Nino ada dampak yang bisa saja terjadi. Salah satunya adalah penyebaran hama lebih cepat. 

Jika tidak ingin mengambil risiko gagal panen padi, ada alternatif lain agar musim ketiga lahan pertanian tetap produktif. Menanam palawija menjadi solusi para petani di musim kemarau.

Lahan timur jalan ditanami kacang hijau. Foto dokpri
Lahan timur jalan ditanami kacang hijau. Foto dokpri

2. Menanam kacang hijau

Alternatif kedua mengelola lahan pertanian saat kemarau adalah tanam palawija. Untuk dataran rendah seperti Kabupaten Madiun, Ngawi, lebih cocok menanam kacang hijau, kacang kedelai dan jagung. 

Untuk menanam palawija sesuaikan dengan awal musim kemarau. Menurut pengamatan orang tua dulu, jangan menanam palawija di bulan Agustus karena cuaca sudah dingin dan itu tidak bagus untuk tanaman.

Sekarang, petani bisa memantau perubahan cuaca melalui BMKG dan menentukan pola tanam sesuai wilayahnya. 

3. Lahan digarap orang lain

Tanam musim kemarau apalagi menghadapi fenomena El Nino sangat berisiko. Mulai dari berkurangnya hasil panen hingga kegagalan.

Jika kita takut gagal atau tidak ingin mengelola lahan di musim kemarau, lahan bisa diserahkan kepada orang lain. Pemilik lahan akan mendapatkan bersih 1/3 dari hasil panen, sedangkan pengelola mendapat 2/3. Semua biaya dan tenaga dari pengelola.

Kekurangan metode ini adalah ada kecenderungan pengelola membohongi pemilik lahan. Misalnya, satu petak mendapat 14 karung, laporan ke pemilik lahan 12 karung. Ini memicu perselisihan jika pemilik lahan protes. 

Sawah barat jalan dipertelon. Foto dokpri
Sawah barat jalan dipertelon. Foto dokpri

Wasana Kata

Tiga cara mengelola lahan pertanian di atas khusus untuk musim tanam ketiga. Musim tanam rendeng (November, Desember, Januari, Februari, Maret) juga musim tanam gadu pada bulan April, Mei, Juni, Juli serempak menanam padi.

Jika pemilik lahan tidak bisa mengelola lahannya, ada dua cara agar petani tetap mendapat penghasilan dan lahan produktif. Cara tersebut adalah menjual tahunan (sewa) atau paro. 

Sewa tahunan, pemilik lahan tidak tahu menahu soal hasil panen, biaya dan sebagainya. Sedangkan diparo, pemilik lahan dan pengelola akan mendapat hasil penen sama rata. Biaya tanam pun dibagi sama.

Terima kasih, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun