Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga suka cerita

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harga Beras Melambung, Haruskah Stop Prasmanan Saat Hajatan?

27 September 2023   17:06 Diperbarui: 1 Oktober 2023   07:24 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto nasi yang diantar laden pada acara pernikahan Foto dokpri.

Jika kehabisan nasi, tas gawan akan diisi mie mentah atau kue kering, jajanan pasar. Jajan pasar seperti rengginang, rumah tawon, wajid, jadah, pisang kepok.

Contoh nasi berkatan ketika undangan pernikahan di desa sebelah. Foto dokpri 
Contoh nasi berkatan ketika undangan pernikahan di desa sebelah. Foto dokpri 

Dulu tradisi ini masih dilaksanakan oleh semua warga. Sekarang, sebagian warga yang hajatan lebih memilih memberi berkatan (mulang isi tas) dengan kue kering dan minuman botol, seperti teh botol. Alasannya sih lebih praktis. 

Menurut saya, tradisi berkatan memudar karena kurangnya tenaga menanak . Nasi dan lauk pun terkadang tidak ada yang makan. Nasi itu sering kali diberikan ke ayam atau dijemur jadi aron. 

Bagi warga yang masih fanatik tetap melaksanakan tradisi tersebut, karena lebih ringan biayanya jika dibandingkan dengan berkatan kue kering. Bagi warga desa lebih murah karena beras tidak beli, mereka punya sendiri. Tenaga masak pun gotong royong. Jika bayar pun tidak semahal di kota besar. 

Menyikapi Himbauan Stop Prasmanan 

Dari hasil perbandingan dengan tradisi di desa. Prasmanan saat hajatan perlu. Jujur, alasan kita  menghadiri undangan salah satunya prasmanan. Kalau tidak makan males ke undangan, heheh ... Namun, penting diperhatikan juga oleh kita, jika ambil makan prasmanan jangan asal ambil, piring penuh, tetapi nasi tidak dihabiskan. Ambillah nasi prasmanan secukupnya agar tidak mubazir.

Menurut hemat saya, jika hajatan penting juga prasmanan dan nasi kotak sebagai berkatan, tanda ucapan terima kasih telah hadir dan mendoakan mempelai.

Di desa pun tradisi berkatan dengan nasi dan lauk perlu dipertahankan dan diperbaiki, terutama lauknya. Tidak perlu ada ayam atau daging, tetapi lebih patut agar bisa dimakan.

Waah, boros beras dong bagi yang hajatan? Prasmanan juga nasi kotak. Ya namanya juga punya hajat, untungnya dapat mantu satu, lalu cucu, buyut. 

Saat prasmanan tamu undangan tidak semuanya makan banyak, apalagi di desa tempat prasmanan dijaga sama ibu-ibu, mau ambil banyak malu, karena diplototi terus. Jadi tidak akan boros beras. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun