Ketika menengok ke langit saat musim giling tebu, asap hitam keluar dari cerobong pabrik gula. Tak lama asap pun berbaur dengan awan. Langit sekitanya tidak berwarna biru lagi.Â
Saya alihkan pandangan ke taman dapur yang terbuka, langes bertebaran terbawa angin. Lalu jatuh di keramik dan tanaman, sebagian menempel di meja makan, lemari kaca.
Sudah menjadi tugas keseharian selama musim giling, sekitar 4 bulan harus membersihkan langes agar tidak semakin menebal. Fenomena ini sudah terjadi puluhan tahun, hingga menjadi hal yang lumrah.Â
Satu sisi, keberadaan pabrik gula menguntungkan. Banyak warga sekitar yang bekerja di pabrik, baik kerja musiman atau pekerja tetap. Selain itu kebutuhan gula pasir pun tercukupi. Sisi lain, asap yang keluar dari cerobong menimbulkan polusi. Akibat terburuk dari abu hitam tersebut adalah menimbulkan sesak napas dan gatal-gatal pada kulit.
"Ini tidak seberapa dibandingkan dulu, apalagi dengan pencemaran di Jakarta," ujar suami ketika saya mengeluhkan keadaan dapur yang kotor dengan debu.
Memang benar, langes yang masuk ke taman dan dapur tidak separah 5 tahun lalu. Sekarang agak sedikit berkurang.Â
Jika dibandingkan, Kota Madiun dan Jakarta tingkat pencemaran udaranya berbeda, walau sama-sama ada pemicu terjadinya polusi udara. Namun, jika Madiun tidak mampu mengatasinya, tidak menutup kemungkinan langit tidak berwarna biru lagi.
Menjaga udara kota agar tetap sehat, membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan tidak bisa sendiri. Namun, kita bisa memulai dari diri sendiri.
Menanam Pohon Atasi Polusi UdaraÂ
Menjaga udara agar tetap bersih, segar tanpa tercemar gas berbahaya adalah tugas kita bersama. Langkah awal dan sederhana salah satunya adalah menanam pohon, tentu ada cara lain untuk atasi polusi udara. Dalam hal ini kita akan fokus menanam pohon dan jenis pohon yang ditanam.
Tanpa kita sadari pohon sangat berperan dalam kehidupan kita. Misalnya ketika bernapas, manusia memerlukan oksigen. Oksigen tersebut dihasilkan oleh tanaman.Â
Pohon pun dapat mengatasi pencemaran udara dengan menyerap karbon monoksida (CO). CO merupakan gas beracun yang berasal dari asap kendaraan, pembakaran kayu, arang, propana, atau bahan bakar lainnya yang ada di udara.
Berdasarkan penemuan para peneliti University of Southampton, pohon menyerap 850-2.000 ton partikel berbahaya per tahunnya. Â
Begitu banyaknya manfaat pohon bagi kehidupan manusia, terutama dalam mengatasi pencemaran udara. Namun berdasarkan beberapa sumber ada jenis tanaman khusus yang lebih berperan untuk menyerap racun yang dihasilkan oleh kendaraan dan pabrik.Â
Jenis Pohon untuk Atasi Polusi Udara
Ada banyak jenis tanaman yang dapat menyerap racun di udara. Namun, berdasarkan hasil riset tim Teknis Lingkungan ITS, dari 17 tanaman yang diuji coba, ada 4 pohon yang mampu menyerap CO.Â
Ir Joni Hermana MSc PhD, pakar lingkungan ITS mengatakan, 4 pohon tersebut adalah angsana, mangga, tanjung, dan mahoni. Hal ini seperti yang saya kutip dari situs ITS yang ditulis oleh Muhammad Miftah Fakhrizal.Â
Empat jenis pohon tadi, saya rasa cocok ditanam di belakang pabrik, terutama angsana. Angsana memiliki daya serap paling baik di antara 3 jenis pohon di atas. Akan tetapi untuk di pekarangan baiknya pohon mangga. Selain daunnya bermanfaat, buahnya pun bisa dikonsumsi.
Cara saya mengatasi polusi udara dengan menanam bougenville dan lidah mertua
Atasi polusi udara dengan menanam pohon angsana, mahoni di halaman rumah, kurang tepat karena akan merusak bangunan. Apalagi jika halaman rumah sempit.Â
Menurut Joni, tanaman perdu yang juga mampu mengurangi pencemaran udara adalah bougenville, pangkasmas, dan bunga sepatu.
Tanaman ini cocok ditanam di depan rumah, selain cantik juga dapat menyerap udara kotor dari asap kendaraan.Â
Tanaman hias ini bisa ditanam di kota dengan dikombinasikan penanamannya, misalnya tanaman angsana ditanam di pinggir jalan utama atau belakang pabrik. Sementara, tanaman bougenville, kembang sepatu pangkasmas bisa ditanam di tengah kota atau pembatas jalan tengah.
Bagi warga yang sering melintas Kota Madiun, sepanjang jalan kota banyak ditanami bunga bougenville dan bunga sepatu. Untuk pinggir jalan banyak tanami pohon sakura dan angsana.
Selain itu ada pula tanaman hias yang dapat membuat udara menjadi segar dan bebas dari polutan, yakni lidah mertua.
Lidah Mertua
Lidah mertua atau Sanseviera dapat tumbuh di dalam atau luar ruangan. Tanaman ini tidak memerlukan banyak air dan sinar matahari.
Sifatnya yang tahan akan cuaca panas, tidak perlu disiram terlalu sering, lidah mertua banyak diminati warga.
Saya menanam lidah mertua di taman dapur. Awalnya hanya satu pot, lama-lama pohon itu beranak.
Saya pun menemukan lidah mertua ditanam di area umum, seperti pom bensin, pinggir jalan raya.Â
Wasana Kata
Polusi udara yang terjadi di Jabotabek dan kota besar lainnya perlu mendapat perhatian .Sebagai masyarakat, tak ada salahnya memulai menanam pohon di halaman rumah dengan pot bunga atau plastik polibag.Â
Kabat yang dilansir dari CNN, Pemprov DKI telah menanam 25 ribu pohon dengan ketinggian 3 meter per Juli 2023. Pohon tersebut ditanam di 800 titik. Upaya tersebut guna mengatasi polusi udara di DKI.
Namun, dengan menanam pohon bukan berarti cara lain tidak dilakukan. Lakukanlah hal-hal yang dapat mengatasi polusi udara, seperti kurangi pemakaian kendaraan pribadi, merawat kendaraan dan lain sebagainya.
Untuk pabrik-pabrik pun segera melakukan tindakan agar kesehatan warga terjaga.Â
Terima kasih telah singgah. SalamÂ
Sri Rohmatiah Djalil
#ketapelsXkopaja71Xinspirasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H