Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani N dideso

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Bersih Desa, Cara Warga Desa Sidomulyo Ramaikan Hari Kemerdekaan ke-78 RI

17 Agustus 2023   22:06 Diperbarui: 20 Agustus 2023   07:17 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lomba anak-anak dalam rangka  HUT RI ke-78 di Dusun Sidorejo, Sidomulyo. Foto dari ibu Kasun, Ribut Ari Sumaryati

Peringatan Hari Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia disambut sukacita oleh seluruh masyarakat dari berbagai wilayah, termasuk warga desa di mana saya tinggal.

Saya tinggal di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, berjarak sekitar 22 kilometer dari pusat Pemerintahan Kabupaten Madiun. Jarak yang cukup jauh ke pusat pemerintahan, tetapi sangat dekat dengan Pemerintahan Kota Madiun, jaraknya sekitar 600 meter.

Walaupun kehidupan masyarakat sudah modern, warga desa senantiasa mempertahankan tradisi, budaya yang diwariskan nenek moyangnya. Salah satu tradisi tersebut adalah bersih desa. Bersih desa sudah dilakukan berabad-abad lamanya.

Perangkat Desa Sidomulyo membagikan nasi dalam bersih desa. Foto dokpri
Perangkat Desa Sidomulyo membagikan nasi dalam bersih desa. Foto dokpri

Tujuan Bersih Desa

Pelaksanaan bersih desa di setiap wilayah pastinya berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama. Bersih desa merupakan upacara adat bertujuan sebagai wujud syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.

Jika dikaitkan dengan perayaan kemerdekaan RI, bersih desa sebagai wujud syukur atas kemerdekaan, tentunya atas izin Tuhan.

Tujuan selanjutnya adalah memohon perlindungan, berkah agar hasil panen melimpah, warga diberi keselamatan dan kesejahteraan. Pun mendoakan leluhur terutama tokoh desa, pahlawan yang telah membangun desa, kota dan negara ini.

Selain itu, bersih desa juga memuat tujuan solidaritas, gotong royong antar warga dan perangkat desa.

Pelaksanaan Bersih Desa

Hasil bumi yang untuk bersih desa. Foto hasil tangkap layar milik Lutfi. 
Hasil bumi yang untuk bersih desa. Foto hasil tangkap layar milik Lutfi. 

Pada zaman dulu, bersih desa diadakan pada bulan Sela atau Syawal, bulan ke-11 Kalender Jawa. Namun, sudah 3 kepala desa, bersih desa diadakan pada Hari Kemerdekaan RI, tepatnya pada hari Jumat legi.

Pada tahun 2023, Jumat legi bertepatan pada tanggal 18 Agustus. Untuk Dusun Sidorejo, Desa Sidomulyo, ritual bersih desa dilaksanakan tanggal 18 Agustus. Sementara Dusun Ngangkrik, Desa Sidomulyo, upacara bersih desa dilaksanakan tanggal 17 Agustus, malam Jumat legi.

Ritual Bersih Desa diawali dengan upacara adat bersama pemerintah desa dan warga. Pelaksanaanya di makam Reksogati, yakni makam umum Desa Sidomulyo. Konon almarhum pendiri Kabupaten Madiun, Kyai Ageng Reksogati dimakamkan di Desa Sidomulyo. Itu sebabnya upacara diadakan di makam tersebut.

Untuk diketahui, Kyai Ageng Reksogati adalah tokoh agama yang diutus oleh Kesultanan Demak untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

Pada upacara adat tersebut, warga membawa encek yang terbuat dari bambu dan daun pisang. Encek berisi olahan hasil bumi. 

Hasil bumi untuk bersih desa. Foto hasil tangkap layar dari Lutfi.
Hasil bumi untuk bersih desa. Foto hasil tangkap layar dari Lutfi.

Setelah warga kumpul di area pemakaman dan encek ditata rapi, warga duduk bersila untuk selamatan (genduri). Selamatan dipimpin sesepuh desa dengan membaca tahlil dan doa ditujukan kepada Kanjeng Nabi Muhammad saw, tokoh agama, tokoh desa, kaum muslimin, warga yang telah meninggal.

Warga selesai melaksanakan bersih desa dan membawa encek kembali. Foto dokpri/Sri RD
Warga selesai melaksanakan bersih desa dan membawa encek kembali. Foto dokpri/Sri RD

Tidak sampai 30 menit, genduri (selamatan) selesai, warga mengambil encek secara acak. Perayaan HUT RI dilanjutkan dengan dengan pagelaran wayang kulit di depan kantor desa. Tujuannya untuk menghibur warga sekaligus wujud syukur dan melestarikan kesenian daerah.

Cara Lain Ramaikan Kemerdekaan RI

Foto peserta lomba kesenian tektek (tektur) dari Rt.20, Dusun Sidorejo. Foto dokpri/Eka Ariska
Foto peserta lomba kesenian tektek (tektur) dari Rt.20, Dusun Sidorejo. Foto dokpri/Eka Ariska

Selain bersih desa, kirim doa untuk para leluhur, warga pun menggelar perlombaan yang unik dan menarik. Tujuan perlombaan ini bukan mencari pemenang, tetapi sebagai hiburan, menjalin kebersamaan.

Perlombaan ini sama seperti di daerah lain, seperti makan kerupuk, lomba memancing lele di solokan depan rumah, lomba kesenian tektek. Anak-anak pun tidak ketinggalan memeriahkan HUT RI dengan lomba mengaitkan topi ke kawat dan lain-lain.

Reog Ponorogo

Pagelaran reog di Dusun Sidorejo. Foto dokumen Ani Exsan. 
Pagelaran reog di Dusun Sidorejo. Foto dokumen Ani Exsan. 

Cara lain yang tak kalah menarik adalah pertunjukkan reog. Reog adalah kesenian tradisional berasal dari Ponorogo yang memiliki nilai-nilai luhur dan mengandung unsur magic.

Ada sejak berabad-abad tahun lamanya, kesenian reog dimainkan oleh Singo Barong. Singo Barong adalah pemain utama berkepala singa dengan hiasan bulu merak.

Tokoh lain dalam kesenian reog adalah Warok, penari bertopeng menaiki kuda lumping (jathil), Bujang Ganong dan Klono Sewandono atau Raja Klono.

Mengutip dari Wikipedia, sosok Warok merupakan tokoh masyarakat, tokoh seni yang memiliki sifat kesatria, berbudi luhur, memiliki ilmu Kejawen.Warok memiliki peran penting dalam kesenian reog, kebudayaan dan di masyarakat.

Klono Sewandono atau Raja Klono adalah sosok yang sangat wibawa dan sakti. Ia memiliki pusaka yang sangat ampuh yakni cemeti atau pecut. 

Sementara Bujang Ganong adalah tokoh dalam kesenian reog yang sering memakai topeng singa. Dia sangat kocak dan energik. Bukan itu saja, Bujang Ganong juga ahli bela diri, sehingga dalam pertunjukkan dilakukan oleh dua orang yang senantiasa saling tempur.

Lomba anak-anak dalam rangka  HUT RI ke-78 di Dusun Sidorejo, Sidomulyo. Foto dari ibu Kasun, Ribut Ari Sumaryati
Lomba anak-anak dalam rangka  HUT RI ke-78 di Dusun Sidorejo, Sidomulyo. Foto dari ibu Kasun, Ribut Ari Sumaryati

Penutup

Merayakan HUT RI dengan berbagai acara dan menampilkan kesenian daerah, artinya kita turut serta menjaga, melestarikan budaya, tradisi bangsa. Jangan sampai tradisi tersebut tidak dikenal oleh anak, cucu kelak, karena sebuah budaya itu warisan yang sangat mahal.

Seni dan budaya pun berperan penting dalam kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Di mana setiap tradisi mengandung nilai, budi pekerti yang dapat melahirkan penerus bangsa yang bermartabat.

Terima kasih telah membaca.

Salam,

Sri Rohmatiah Djalil

***

#Kita untuk Indonesia
#Jurnalisme Berkebangsaan
#Vlomaya
#kitauntukindonesia
#HUT RI KE78

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun