Terlebih saat di Armuzna. Banyak jemaah tersesat jauh, hingga sampai tenda kelelahan dan sakit.
Ada pula yang tidak ditemukan, seperti salah seorang lansia asal Majalengka.Â
Saya bersama 3 jemaah pernah hampir tersesat sepulang lempar jumrah, karena ketinggalan rombongan. Bertanya kepada polisi Arab, mereka tak tahu maktab kami. Akhirnya kami berhenti di perempatan, menunggu petugas haji lewat atau jemaah lain.Â
 4. Cuaca ektrem
Cuaca ektrem memengaruhi kesehatan fisik jemaah. Dengan suhu sekitar 45 derajat dan kelembaban di bawah, wajah terasa panas.
Panas ektrem juga langsung terdampak pada telapak kaki jika tak beralas kaki.
Seperti yang dialami salah seorang jemaah laki-laki di bawah ini. Kedua telapak kakinya melepuh sejak di Arofah.
Ketika di Mina saya sempat merawatnya sebelum petugas haji datang. Dengan kedua kaki terbakar, dia tidak berjalan ke kamar mandi, akhirnya kencing, buang air besar di kasur.Â
Awalnya saya tidak tahu, jika kasurnya penuh dengan kotoran begitu juga sarung, kain ihram.Â
Tiga kasur kecil itu saya gulung dan dimasukkan ke plastik sampah. Sementara si bapak saya suruh merangkak ke kursi roda yang telah saya bungkus dengan plastik sampah.Â
"Mbah, nanti sarung, celana yang dipakai ini masukkan ke plastik ini, buang saja ya. Sebentar petugas haji lagi cari bantuan untuk mengantar ke kamar mandi," ucap saya.