Teringat beberapa pekan lalu, tepatnya tanggal 12 Zulhijah, ada banyak pesan pribadi masuk. Mereka menanyakan keadaan saya dan suami di Arab Saudi. Intinya kerabat khawatir karena banyak berita yang mengatakan jemaah haji telantar.Â
Selama di Arofah, Muzdalifah, Mina (Armuzna), terutama di Muzdalifah banyak jemaah yang merasa telantar, Hal ini karena cuaca panas yang ektrem dan evakuasi jemaah terlambat. Kabarnya bus yang mengangkut para jemaah terjebak macet.Â
Selain itu, permasalahan lain adalah layanan konsumsi yang tidak ada di Muzdalifah. Sehingga banyak jemaah kehausan dan kelaparan.Â
Dari berita tersebut, saya ingin berbagi kisah terkait layanan konsumsi bagi para jemaah haji khususnya kloter 15 embarkasi Surabaya.
Saya meyakini setiap orang atau setiap kloter memiliki pengalaman yang berbeda saat berhaji. Perbedaan itu bisa untuk pembelajaran calon jemaah tahun berikutnya.
Bagaimana konsumsi jemaah haji reguler saat di hotel?
Makanan sering kali menjadi permasalahan sebagian jemaah, mulai dari menu, rasa, jam distribusi.Â
Saya sering melihat jemaah tidak menghabiskan makanannya. Entah itu menu yang tidak cocok atau masih kenyang. Malam hari sekitar pukul 22.00 waktu setempat, sisa lauk-lauk terutama ayam, saya kasihkan kepada kucing yang berkeliaran di taman depan hotel Taiba, Madinah.
Sebenarnya jika kita beradaptasi dengan menu, rasa masakan yang disajikan, tidak ada istilah kelaparan atau lauk sisa. Pendistribusian konsumsi pun aman saja, kami tidak sampai kelaparan.Â