Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Pengalaman Melaksanakan Ibadah Haji Reguler

19 Juli 2023   13:52 Diperbarui: 22 Juli 2023   20:02 2306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto pribadi bersama petugas haji Indonesia di hotel Taiba, Madinah, 31/05/2023

Kami menuju Muzdalifah jelang tengah malam karena kloter 15 mendapat giliran bus terakhir. Untuk lansia dan pengguna kursi roda berada di dalam satu bus dan melaksanakan mabit di dalam bus. Menjelang subuh mereka sudah menuju tenda Mina.

Di Muzdalifah ini banyak jemaah yang kelelahan karena kurang pasokan air dan makanan, pun cuaca yang cukup panas, ditambah armada bus terlambat datang menjemput. 

Mina

Jendak lempar jumrah Aqobah di Mina. Foto dokumen KBIHU Multazam Madiun
Jendak lempar jumrah Aqobah di Mina. Foto dokumen KBIHU Multazam Madiun

Tanggal 28 Juni atau 10 Dzulhijah ba’da salat subuh para jemaah berangsur-angsur meninggalkan Muzdalifah menuju Mina. Mina ini tempat berdirinya tugu jamarah, yakni tempat pelaksanaan melontar batu ke tugu tersebut.

Kami melakukan nafar awal, di mana para jemaah lebih awal keluar dari Mina yakni tanggal 12 Dzulhizah. Pada tanggal 10 Dzulhijah lempar jumrah pertama atau lempar jumrah Aqobah dan tahalul awal dilakukan. Selanjutnya tanggal 11 dan 12 Dzulhijah kembali lagi menuju tugu jamarah untuk lempar jumrah Ula, Wustha dan Aqobah. Selepas salat Zuhur, kami meninggalkan tenda Mina menuju hotel di Mekah untuk melanjutkan tawaf Ifadhah dan sai.

Situasi jalan menuju tugu jamarah. Foto dokpri
Situasi jalan menuju tugu jamarah. Foto dokpri

Bagi sebagian kecil jemaah di Mina adalah aktivitas yang sangat berat dibandingkan di Arafah. Hal ini karena durasi di Mina lebih lama dan luas tenda yang terbatas. Selain itu bagi yang mampu harus melakukan aktivitas lontar jumroh. Jarak tenda ke tugu jamarah berkilo-kilo meter. Untuk tenda maktab 31 jarak tempuh sekitar 7 kilometer. Selama 3 hari saya harus jalan kaki sekitar 14 kilometer.

Selama puncak haji saya sehat dan lincah seperti biasanya, bahkan bisa membantu beberapa lansia membuat mie, kopi di luar tenda yang panas. Pun membagikan jatah makan para jemaah ketika datang dari Muzdalifah.

Di Bandara Jedah bersama teman satu kamar. Foto Sulatri
Di Bandara Jedah bersama teman satu kamar. Foto Sulatri

Terima kasih telah membaca.

Bahan bacaan 1 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun