Saya merindukan kebersamaan dengan Mimi, Abah dan adik-adik. Walaupun saya pekerja keras, berangkat pagi, pulang sore, tetapi cukup dekat dengan keluarga, terutama Mimi.
Sebelum berangkat kerja, cucian satu bak saya sikat hingga bersih. Mimi akan bilang, "Biar Mimi yang jemur."Â
Mencuci baju kotor sudah saya lakukan sejak kelas 5 SD. Jika hari Minggu, Bapak akan membantu dan mencuci di sungai. Kalau setiap pagi, baju-baju itu saya bawa ke sumur masjid.Â
Saya pun rindu kebersamaan dengan keluarga tatkala masak, mendengarkan radio. Kami akan ngobrol apa saja.Â
Kebersamaan yang saya rindukan bukan saja dengan Mimi dan keluarga, tetapi tetangga.Â
Jika hari libur kerja, kami sering berkumpul di teras rumah untuk botram atau makan bareng. Masing-masing membawa nasi dan lauk seadanya. Seringnya lauk ikan peda dan rengginang.
Saya akan memetik daun singkong yang ada di kebun musala. Pohon singkong itu yang tanam si Abah.Â
Ibu-ibu akan membuat sambel mentah. Bumbunya sederhana saja, ada cabe, gula merah, garam, tomat, kencur. Semua bahan diulek.Â
Sambel dicocol dengan daun singkong. Jika tidak, kami akan membuat karedok leunca atau karedok sayuran mentah. Â
Ketika Mimi meninggal 5 tahun setelah Abah, saya merasa tidak punya kampung lagi, tak punya jugjugan untuk mudik. Dua tahun ini saya tidak mudik lebaran. Mudik dilakukan sebelum puasa untuk nyekar ke makam orang tua.