Bukber dilakukan masyarakat beragam, ada yang memilih bersama keluarga di restoran, warung nasi, kafe atau di rumah saja.Â
Dana untuk bukber pun tak selamanya dari pengundang, ada juga iuran. Kalau iuran biasanya bukber ala anak sekolahan. Mereka bayar sendiri makanan yang dipesan.
Mungkin orang dewasa juga ada yang demikian. Mereka bukber tetapi bayar masing-masing.
Sementara saya tidak melaksanakan bukber bersama teman di luar. Saya lebih fokus berbuka dengan keluarga di rumah dan adik-adik yatim.
Bukber dengan Adik Yatim
Sudah hampir 8 tahun saya punya tradisi bukber di rumah bersama adik Yatim binaan Yatim Mandiri.
Kami akan mengundang sebanyak 50 anak Yatim dari Yatim Mandiri untuk berbuka puasa dan berbagi keberkahan.Â
Ketika adik-adik berkumpul dan duduk mendengar ceramah dari pimpinan cabang Yatim Mandiri. Ada perasaan haru. Segitu kuatnya mereka menjalani hidup tanpa kepala keluarga.Â
Apalagi ketika ada seorang ibu yang menceritakan suaminya meninggal saat anaknya baru lahir. Si ibu merawat anak sendirian.
Apa yang kita berikan, kecil bagi kita, tetapi bagi adik-adik sangat besar. Bukber bagi kita suatu hal yang kecil, tetapi bagi mereka sangat mewah.
Saya sangat senang ketika adik-adik itu hendak ambil wudhu. Mereka antri di depan mushala dengan tertib.Â